Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian III Februari 2023

  • Mohammad Ridwan
  • 03 Mar 2023
Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian III Februari 2023

Analisis dan Prediksi ENSO dan IOD :Pada dasarian III Februari 2023 menunjukkan kondisi ENSO Netral meskipun secara indeks bulanan (-0.53) masih pada fase La Nina Lemah, sedangkan Indeks IOD dasarian III februari 2023 menunjukkan kondisi IOD Positif, namun secara bulanan (+0.35) menunjukkan kondisi IOD netral.
Diprediksi ENSO akan Netral mulai Maret 2023. Kondisi IOD diprediksi tetap Netral hingga bulan Juli 2023.

Analisis dan Prediksi Angin 850mb :

Analisis Dasarian III Februari 2023 aliran massa udara di wilayah Indonesia didominasi oleh angin baratan. Pertemuan angin dan belokan angin terjadi di sekitar Samudra Hindia sebelah barat Sumatra. Pada Dasarian I Maret 2023 aliran massa udara di wilayah Indonesia diprediksi masih didominasi oleh angin baratan. Pertemuan angin diprediksi terjadi di Samudra Hindia sebelah barat Sumatra Barat, Sumatra bagian selatan, dan Laut Banda. Pola siklonik diprediksi terjadi di Kalimantan Barat bagian utara dan Laut Arafuru sebelah utara Australia.

Analisis OLR :Pada dasarian III Februari 2023, daerah tutupan awan (OLR =220 W/m2) terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia kecuali di Sumatra Utara, Sulawesi Utara, dan Maluku Utara. Dibandingkan dengan klimatologisnya, tutupan awan di wilayah Indonesia relatif lebih banyak.

Analisis dan Prediksi MJO :Analisis pada dasarian III Februari 2023 menunjukkan MJO tidak aktif, memasuki pertengahan dasarian I Maret 2023 diprediksi kembali aktif di fase 6 dan terus meluas hingga fase 7 & 8 sampai pertengahan Maret 2023. Prediksi anomali OLR secara spasial pada dasarian I Maret 2023 menunjukkan pertumbuhan awan masih berpotensi terjadi di wilayah Indonesia bagian barat dan timur kemudian potensi pertumbuhan awan semakin berkurang memasuki dasarian II Maret 2023.

Analisis dan Prediksi Kelembapan Udara (RH) : Kelembapan udara relatif (relative humidity) pada lapisan permukaan umumnya di atas 75% dan diprediksi hingga dasarian III Maret 2023 di atas 70%, Kelembapan udara pada lapisan 850mb umumnya diprediksi di antara 60%-90% dan lapisan 700mb berkisar 50%-80%.

Analisis dan Prediksi Suhu :Suhu rata-rata permukaan berkisar 23-28°C dan diprediksi hingga dasarian III Maret 2023 berkisar 22-27°C, suhu minimum diprediksi berkisar 18-24°C dan suhu maksimum diprediksi umumnya berkisar 25-32°C.

Peringatan Dini : Peringatan dini curah hujan tinggi pada klasifikasi Waspada hingga Awas untuk beberapa wilayah kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua Pegunungan.

Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis = Tidak ada.

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024