Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian III April 2023

  • Kukuh Prasetyaningtyas
  • 03 Mei 2023
Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian III April 2023

Analisis dan Prediksi ENSO dan IOD:Hasil Monitoring ENSO bulanan di bulan April menunjukkan indeks ENSO (+0.20) Netral, sedangkan Indeks IOD sebesar (+0.26) menunjukkan kondisi IOD Netral. Diprediksi ada peluang El Nino pada semester II 2023, serta IOD diprediksi menuju indeks Positif mulai Juni 2023.

Analisis dan Prediksi Angin 850mb:Pada dasarian III April 2023, aliran massa udara di wilayah Indonesia didominasi oleh angin Timuran. Belokan angin terjadi di Sulawesi, Maluku dan Papua. Pola siklonik terjadi di perairan sebelah barat Aceh dan perairan sebelah utara Papua. Prediksi pada Dasarian I Mei 2023 menunjukkan aliran massa udara di wilayah Indonesia diprediksi didominasi oleh angin Timuran. Pertemuan dan belokan angin diprediksi terjadi di Sumatera, Kalimantan. Pola siklonik diprediksi terjadi di perairan sebelah barat Sumatera dan perairan sebelah utara Maluku.

Analisis OLR:Pada dasarian III April 2023, daerah tutupan awan (OLR =220 W/m2) terjadi di sebagian kecil Sumatera, Jawa bagian barat, Kalimantan bagian barat, Sulawesi bagian tengah, dan Papua. Dibandingkan dengan klimatologisnya, tutupan awan di wilayah Indonesia pada dasarian III April 2023 relatif lebih sedikit.

Analisis dan Prediksi MJO:Analisis pada dasarian III April 2023 menunjukkan MJO aktif di fase 1 dan 2, diprediksi berlanjut ke fase 3 (Indian Ocean) dan kemudian menuju fase 4 dan 5 ( maritime Continent) pada akhir dasarian I Mei 2023. Prediksi anomali OLR secara spasial pada dasarian I Mei 2023 menunjukkan peningkatan potensi pertumbuhan awan di wilayah Indonesia Bagian Timur.

Analisis dan Prediksi Kelembapan Udara (RH):Kelembapan udara relatif (relative humidity) pada lapisan permukaan umumnya di atas 85% dan diprediksi hingga dasarian III Mei 2023 di atas 80%. Kelembapan udara pada lapisan 850mb umumnya diprediksi di atas 75% dan lapisan 700mb di atas 45%.

Analisis dan Prediksi Suhu:Suhu rata-rata permukaan berkisar 23-28°C dan diprediksi hingga dasarian III Mei 2023 berkisar 24-28°C, suhu minimum diprediksi berkisar 20-25°C dan suhu maksimum diprediksi umumnya berkisar 28-34°C.

Peringatan Dini:Peringatan dini curah hujan tinggi pada klasifikasi Waspada untuk beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Papua Tengah dan Papua Barat. Sedangkan klasifikasi Siaga pada beberapa wilayah di Provinsi Jawa barat, Kalimantan Timur, Maluku, dan Sulawesi Selatan.
Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis = Tidak ada.

Analisis Curah Hujan Dasarian III April 2023:Curah hujan pada Dasarian III April 2023 umumnya berada di kriteria rendah - menengah (0 - 150 mm/dasarian).
Sifat hujan pada Dasarian III April 2023 umumnya Bawah Normal hingga Normal.

Analisis Perkembangan Musim Kemarau Dasarian III April 2023:Berdasarkan jumlah ZOM, sebanyak 9% wilayah Indonesia masuk musim kemarau. Wilayah yang sedang mengalami musim kemarau meliputi Aceh bagian timur, Sumatera Utara bagian timur, Riau bagian selatan, sebagian kecil Nusa Tenggara, Gorontalo bagian selatan, Sulawesi Tengah bagian timur, Sulawesi Selatan bagian timur, Sulawesi Tenggara bagian selatan, sebagian Kepulauan Maluku, dan sebagian Maluku Utara.

Prediksi Curah Hujan Dasarian Mei I 2023 - Mei III 2023:Pada Mei I 2023 - Mei III 2023 umumnya diprediksi curah hujan berada di kriteria rendah - menengah (10 - 150 mm/dasarian).
Wilayah yang diprediksi mengalami hujan kategori tinggi-sangat tinggi (>150 mm/dasarian) :

  • Pada Mei I 2023 meliputi Kalimantan Timur bagian barat, Jawa Barat bagian barat dan selatan, Kupang bagian utara, Sulawesi Selatan bagian utara dan timur, Sulawesi Barat, Maluku bagian tengah dan sebagian kecil Papua dan Papua Barat.
  • Pada Mei III 2023 meliputi Sulawesi Selatan bagian timur.

Prediksi Curah Hujan Atas 300 mm/bulan untuk Bulan Mei - Oktober 2023 :

  • Mei 2023 curah hujan > 300 mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di sebagian Kalimantan Utara, sebagian Kalimantan Timur, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tenggara, Maluku, sebagian Papua Barat, dan sebagian Papua.
  • Juni - Juli 2023 curah hujan > 300 mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di sebagian Maluku, sebagian papua Barat dan Papua.
  • Agustus - September 2023 curah hujan > 300 mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di sebagian kecil Papua Barat dan Papua.
  • Oktober 2023 curah hujan > 300 mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di sebagian Aceh, sebagian Kalimantan Barat, dan sebagian Kalimantan Utara.

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024