Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian III April 2022

  • Kukuh Prasetyaningtyas
  • 01 Mei 2022
Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian III April 2022

Analisis dan Prediksi ENSO dan IOD:Indeks ENSO pada dasarian III April 2022 menunjukkan kondisi La Nina Moderat. BMKG memprakirakan kondisi ENSO berangsur netral mulai Juni-Juli-Agustus 2022. Sedangkan Indeks Dipole Mode menunjukkan kondisi IOD Netral, kemudian diprakirakan akan berada pada IOD Negatif pada Mei-September 2022.

Analisis dan Prediksi Angin 850mb:Aliran massa udara di wilayah Indonesia mulai didominasi oleh angin timuran kecuali wilayah utara ekuator. Terdapat belokan angin di bagian barat Sumatera, selatan Kalimantan, Jawa, dan Sulawesi. Pola siklonik terbentuk di wilayah selatan Sumatera, barat Kalimantan, dan utara Maluku. Pada dasarian I Mei 2022, aliran massa udara di wilayah Indonesia diprediksi didominasi oleh angin timuran kecuali di wilayah barat Sumatera.

Analisis OLR:Daerah pembentukan awan (OLR =220 W/m2) terjadi di Sumatera, Jawa bagian barat hingga tengah, Kalimantan, Sulawesi bagian tengah, Maluku Utara bagian utara dan Papua.? Dibandingkan dengan klimatologisnya, tutupan awan di wilayah Indonesia umumnya lebih luas.?

Analisis dan Prediksi MJO:Analisis pada 29 April 2022 menunjukkan MJO tidak aktif dan diprediksi tetap tidak aktif pada dasarian I Mei hingga dasarian II Mei 2022. Prediksi anomali OLR secara spasial menunjukkan potensi pertumbuhan awan berkurang di sebagian besar wilayah Indonesia pada dasarian I Mei hingga akhir dasarian II Mei 2022.

Analisis dan Prediksi Kelembapan Udara Relatif (RH):Dasarian III April 2022, kelembapan udara relatif (relative humidity) pada lapisan permukaan umumnya di atas 80%. Namun demikian, pada lapisan 700 mb kelembapan udara <70% meliputi wilayah Nusa Tenggara.

Analisis dan Prediksi Suhu: Dasarian III April 2022, suhu rata-rata permukaan berkisar 24-28C dan diprediksi berkisar 18-28C hingga dasarian III Mei 2022. Pada dasarian I Mei s.d. III Mei 2022 suhu minimum diprediksi berkisar 16-26C dan suhu maksimum diprediksi umumnya berkisar 24-30C.

Peringatan Dini: Tidak ada peringatan dini kekeringan meteorologis. Sedangkan potensi curah hujan tinggi pada klasifikasi Waspada untuk wilayah kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan.

Analisis Curah Hujan Dasarian III April 2022 : Curah Hujan umumnya pada kriteria rendah-menengah (0-150 mm/dasarian). Sifat hujan umumnya bervariasi dari Bawah Normal hingga Atas Normal.

Analisis Perkembangan Musim Kemarau Dasarian III April 2022 : Berdasarkan jumlah ZOM, sebanyak 11,7% wilayah Indonesia sudah masuk musim kemarau. Wilayah yang sedang mengalami musim kemarau meliputi Aceh bagian utara dan timur, pesisir utara Banten, pesisir utara Jawa Barat, Jawa Tengah bagian timur, Bali bagian timur, sebagian NTB, sebagian NTT, sebagian Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat bagian timur, Sulawesi Tengah bagian barat, dan Sulawesi Utara bagian selatan.

Prakiraan Curah Hujan Dasarian Mei I - Mei III 2022 : Pada April III-Mei II 2022 umumnya diprakirakan curah hujan berada di kriteria rendah-menengah (0-150 mm/dasarian). Wilayah yang diprakirakan mengalami hujan kategori tinggi (>150 mm/dasarian):

  • Pada Mei I meliputi Aceh bagian barat, Jawa Barat bagian barat dan selatan, sebagian NTT, Kalimantan Timur bagian barat, Sulawesi Selatan bagian timur dan utara, Sulawesi Barat bagian utara dan sebagian Maluku;
  • Pada Mei II meliputi Jawa Barat bagian selatan, sebagian NTT dan Sulawesi Selatan bagian timur;
  • Pada Mei III meliputi Jawa Barat bagian barat, Jawa Tengah bagian utara, Jawa Timur bagian timur, sebagian Bali, sebagian NTT, Sulawesi Selatan bagian utara dan timur, sebagian Maluku dan Papua Barat bagian tengah.

Prakiraan Curah Hujan Atas 300 mm/bulan untuk Bulan Mei-Oktober 2022 :

  • Mei 2022: curah hujan >300 mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di sebagian kecil Kalimantan Timur, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat, dan sebagian Papua.
  • Juni-Juli 2022: curah hujan >300 mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di sebagian kecil Kalimantan Selatan, sebagian Sulawesi Selatan dan Tenggara, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan sebagian Papua.
  • Agustus-September 2022: curah hujan >300 mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di Bengkulu, sebagian Banten, Jawa Barat bagian selatan, sebagian Kalimantan Barat, Maluku, sebagian Papua Barat dan Papua.
  • Oktober 2022: curah hujan >300 mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di sebagian Sumatera Utara dan Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, sebagian Papua Barat dan Papua.

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024