Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian III Agustus 2020

  • Kukuh Prasetyaningtyas
  • 03 Sep 2020
Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian III Agustus 2020

Analisis dan Prediksi Angin 850mb : Aliran massa udara di wilayah Indonesia umumnya didominasi angin timuran kecuali Sumatera bag utara. Daerah belokan angin terjadi di utara garis ekuator. Angin timuran umumnya lebih kuat dibandingkan dengan normalnya, khususnya di wilayah selatan garis equator. Dasarian I September 2020 diprediksi masih didominasi angin timuran kecuali Sumatera bagian tengah hingga utara didominasi angin baratan. Daerah belokan angin terjadi di Sumatera bag tengah dan Kalimantan barat.

Analisis dan Prediksi MJO : Dasarian III Agustus 2020 menunjukan MJO aktif di fase 2 dan diprediksi tetap aktif menuju fase 3 hingga awal dasarian II September 2020. Berdasarkan peta prediksi spasial OLR, wilayah konvektif/sedikit lebih basah mulai memasuki wilayah Indonesia bagian barat dan semakin meluas menuju wilayah Indonesia bagian timur hingga awal dasarian II September 2020.

Analisis dan Prediksi ENSO dan IOD : Dasarian III Agustus 2020, Indeks ENSO berada di bawah batas La Ni�a dan sudah berlangsung selama tiga dasarian terakhir. Terdapat peluang untuk berlanjut dan menuju La Ni�a Lemah - La Ni�a Moderat hingga periode JFM'21 (Januari-Februari-Maret 2021). Indeks Dipole Mode saat ini berada pada kondisi Dipole Mode negatif dan berpeluang terus dalam kategori Dipole Mode negatif hingga Januari 2021.?

Analisis OLR : Daerah pembentukan awan terjadi di Sumatera bagian utara, Kalimantan Barat bagian barat dan Papua bag timur. Dibandingkan dengan klimatologisnya, tutupan awan di wilayah Indonesia lebih sedikit.?

Analisis dan Prediksi RH : Dasarian III Agustus 2020, Kelembapan udara relatif pada lapisan permukaan umumnya di atas 80%. Kelembapan dengan nilai di atas 90% teramati di wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Diprediksi September I s.d III umumnya di atas 80%. RH di atas 90% diprakirakan berada di beberapa bagian Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua. Prediksi pada dasarian I-III September 2020 umumnya kelembapan udara relatif pada lapisan permukaan di atas 80% dengan RH di atas 90% diprakirakan berada di beberapa bagian Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua.

Analisis dan Prediksi Suhu : Dasarian III Agustus 2020, suhu rata-rata permukaan berkisar 22-26 C dan diprediksi dasarian I-III September 2020 umumnya berkisar 21-26 C. Suhu minimum diprediksi umumnya berkisar 18-24 C dan suhu maksimum diprediksi umumnya berkisar 27-34 C.

Peringatan Dini Peringatan Dini Iklim Ekstrem di beberapa Kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Maluku yang berpotensi mengalami kekeringan meteorologis pada klasifikasi waspada, siaga dan awas hingga dua dasarian kedepan.

Analisis Curah Hujan pada Dasarian III Agustus 2020 : Umumnya curah hujan pada Dasarian III Agustus 2020 berada kriteria Rendah (0 - 50 mm/das). Curah hujan menengah (50 - 150 mm/das) terjadi di Aceh bag utara, sebagian besar Sumut, Sumbar bag tengah, sebagian besar Kalbar, Kalteng bag utara, Kaltim bag utara, Pabar bag barat, dan sebagian besar Papua. Curah hujan tinggi (150 - 300 mm/das) terjadi di Pulau Ambon bag barat. Sifat hujan pada Dasarian III Agustus 2020 umumnya Bawah Normal hingga Normal. Sifat hujan Atas Normal terjadi sebagian besar Aceh, Sumbar bag timur, Jatim bag timur, Kalbar bag utara, Kaltim bag timur, sebagian NTB, sebagian NTT, Sulut bag selatan, Gorontalo bag timur, Sulteng bag timur, Pulau Obi, Pulau Ambon bag barat dan sebagian Papua.

Analisis Perkembangan Musim Kemarau Dasarian III Agustus 2020 : Berdasarkan jumlah ZOM, 86.84% wilayah Indonesia telah masuk musim kemarau sedangkan 13.16% wilayah masih mengalami musim hujan. Wilayah yang telah memasuki musim kemarau meliputi Aceh, sebagian besar Sumut, Riau, Jambi bag barat dan timur, sebagian Sumbar, sebagian besar Sumsel, sebagian besar Lampung, Babel bagian timur, Banten, DKI, sebagian besar Jabar, Jateng, Jatim, Bali, NTB, NTT, Kalteng bag selatan, Kalsel bag barat, sebagian Kaltim, sebagian besar Sulsel, Sultra, Sulbar bag selatan, Sulteng bag selatan-utara, Sulut bag timur, sebagian Maluku, Pabar, dan sebagian Papua.

Prakiraan Curah Hujan Dasarian Sep I - III 2020 : Pada Sep I - III 2020 umumnya diprakirakan curah hujan berada di kriteria rendah (0 - 50 mm/dasarian) hingga menengah (50 - 150 mm/dasarian). Wilayah yang diprakirakan mengalami hujan kategori tinggi pada Sep I berada di Aceh bag barat, Sumut bag barat, Sumbar bag barat, Kalbar, Kalteng bag barat, Sulbar bag utara, Sulteng bag timur, Pabar bag utara, dan Papua bag tengah. Pada Sep II berada di Aceh bag barat, Sumut bag selatan, Sumbar bag barat, Bengkulu bag timur, Kalbar bag utara,sebagian Sulbar, Sulteng bag barat, Pabar bag tengah dan Papua bag tengah; Pada Sep III berada di Pabar bag tengah, dan sebagian Papua.

Peluang Curah Hujan di bawah 50 mm/das Sep I - III 2020 : Pada Sep I terjadi di sebagian Banten, DKI, sebagian besar Jabar, sebagian besar Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTB, NTT, Sulsel bag selatan, Sultra bag selatan, dan sebagian Papua bag selatan. Pada Sep II terjadi di Banten, DKI, sebagian besar Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTB, NTT, Sulsel bag selatan, Sultra bag selatan dan Papua bag selatan. Pada Sep III terjadi di sebagian Sumsel, sebagian Lampung, Babel, Banten, DKI, sebagian besar Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTB, NTT, pesisir barat dan selatan Kalbar, Kalteng bag selatan, Kalsel, pesisir timur Kaltim, Sulsel bag tengah dan selatan, Sultra bag selatan, Sulteng bag timur, dan Papua bag selatan.

Prakiraan Peluang Hujan < 50 mm/bulan pada Bulan September 2020 - Februari 2021 :
  • September 2020 : masih berpeluang terjadi di Jawa Barat bagian utara, Jawa tengah bagian timur, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan bagian selatan, Maluku bagian tenggara, Papua bagian selatan.

  • Oktober 2020 : masih berpeluang terjadi di Jawa Timur bagian utara, sebagian NTB, sebagian NTT, Maluku bagian tenggara, Sulsel bagian selatan, Papua bagian selatan.

  • November 2020 : masih berpeluang terjadi di sebagian Sumbawa, sebagian Sumba, sebagian NTT, Maluku bagian tenggara.

  • Desember 2020 - Januari 2021 : tidak berpeluang terjadi di seluruh wilayah Indonesia.

  • Februari 2021 : masih berpeluang kecil terjadi di Aceh bagian utara dan pesisir timur Aceh.

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024