Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian II Mei 2023

  • Kukuh Prasetyaningtyas
  • 23 Mei 2023
Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian II Mei 2023

Analisis dan Prediksi ENSO dan IOD:Hasil Monitoring ENSO bulanan di bulan April menunjukkan indeks ENSO (+0.53) Positif, sedangkan Indeks IOD sebesar (-0.6) menunjukkan kondisi IOD Negatif. Diprediksi ada peluang El Nino pada semester II 2023, serta IOD diprediksi menuju indeks Positif mulai Juli 2023.

Analisis dan Prediksi Angin 850mb:Pada dasarian II Mei 2023, aliran massa udara di wilayah Indonesia didominasi oleh angin Timuran. Belokan dan pertemuan angin terjadi di Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Pola siklonik terjadi di perairan sebelah barat Sumatera. Prediksi pada Dasarian III Mei 2023 menunjukkan aliran massa udara di wilayah Indonesia diprediksi didominasi oleh angin Timuran. Pertemuan dan belokan angin diprediksi terjadi di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Pola siklonik diprediksi terjadi di perairan sebelah barat Sumatera dan perairan sebelah utara Papua.

Analisis OLR:Pada dasarian II Mei 2023, daerah tutupan awan (OLR =220 W/m2) terjadi di Maluku dan Papua. Dibandingkan dengan klimatologisnya, tutupan awan di wilayah Indonesia pada dasarian II Mei 2023 lebih sedikit, kecuali di Maluku dan Papua.

Analisis dan Prediksi MJO:Analisis pada dasarian II Mei 2023 menunjukkan MJO aktif di fase 6, kemudian diprediksi tetap aktif pada dasarian III Mei MJO aktif di fase 6 dan 7 (Western Pacific), pada fase tersebut diprediksi akan terjadi pengurangan aktivitas konvektif / potensi awan hujan di wilayah Indonesia.

Analisis dan Prediksi Kelembapan Udara (RH):Kelembapan udara relatif (relative humidity) pada lapisan permukaan umumnya di atas 70% dan diprediksi hingga dasarian II Juni 2023 di atas 65%. Kelembapan udara pada lapisan 850mb umumnya diprediksi di atas 60% dan lapisan 700mb di atas 60%.

Analisis dan Prediksi Suhu:
Suhu rata-rata permukaan berkisar 25-28°C dan diprediksi hingga dasarian II Juni 2023 berkisar 23-27°C, suhu minimum diprediksi berkisar 20-24°C dan suhu maksimum diprediksi umumnya berkisar 26-34°C.

Peringatan Dini:Tidak terdapat wilayah dengan Peringatan dini curah hujan tinggi
Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis pada klasifikasi Waspada untuk beberapa kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, dan klasifikasi Siaga untuk beberapa kabupaten di Provinsi Banten, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Analisis Curah Hujan Dasarian II Mei 2023:Curah hujan pada Dasarian II Mei 2023 umumnya berada di kriteria rendah - menengah (0 - 150 mm/dasarian).
Sifat hujan pada Dasarian II Mei 2023 umumnya Bawah Normal hingga Normal.

Analisis Perkembangan Musim Kemarau Dasarian II Mei 2023:Berdasarkan jumlah ZOM, sebanyak 21% wilayah Indonesia masuk musim kemarau. Wilayah yang sedang mengalami musim kemarau meliputi Aceh bagian timur, Sumatera Utara bagian timur, Riau bagian timur, Lampung bagian selatan, Banten bagian utara, DKI Jakarta, Jawa Barat bagian utara, sebagian Jawa Tengah, sebagian Jawa Timur, sebagian Bali, sebagian NTB, sebagian NTT, Gorontalo bagian selatan, sebagian Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara bagian selatan, sebagian Kepulauan Maluku, dan sebagian Maluku Utara.

Prediksi Curah Hujan Dasarian Mei III 2023 - Juni II 2023:Pada Mei III 2023 - Juni II 2023 umumnya diprediksi curah hujan berada di kriteria rendah - menengah (10 - 150 mm/dasarian).
Wilayah yang diprediksi mengalami hujan kategori tinggi-sangat tinggi (>150 mm/dasarian) :

  • Pada Mei III 2023 meliputi Pulau Seram bagian selatan dan sebagian kecil Sulawesi Selatan bagian utara.
    Pada Juni I 2023 meliputi Pulau Seram bagian selatan dan sebagian kecil Papua Barat bagian tengah.
  • Pada Juni II 2023 meliputi sebagian Sulawesi Selatan bagian timur, sebagian Sulawesi Barat bagian Barat, sebagian Sulawesi Tengah bagian timur, Pulau Seram bagian tengah, sebagian Papua Barat, dan sebagian Papua bagian utara.

Prediksi Curah Hujan Atas 300 mm/bulan untuk Bulan Juni - November 2023:

  • Juni - Juli 2023 curah hujan > 300 mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di sebagian Maluku, sebagian Kalimantan Tengah,sebagian Papua Barat dan Papua.
  • Agustus - September 2023 curah hujan > 300 mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di sebagian kecil Papua Barat dan Papua.
  • Oktober 2023 curah hujan > 300 mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di sebagian Aceh, sebagian Kalimantan Barat, dan sebagian Kalimantan Utara.
  • November 2023 curah hujan > 300 mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara, sebagian Kalimantan Barat,sebagian Kalimantan Utara, dan sebagian Kalimantan Timur

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024