Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian II Mei 2022

  • Kukuh Prasetyaningtyas
  • 23 Mei 2022
Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian II Mei 2022

Analisis dan Prediksi ENSO dan IOD:Indeks ENSO pada dasarian II Mei 2022 menunjukkan kondisi La Nina Moderat. BMKG memprakirakan kondisi ENSO La Ni�a Lemah-Netral dan akan berlangsung hingga Oktober-November-Desember 2022. Sedangkan Indeks Dipole Mode menunjukkan kondisi IOD Netral, kemudian diprakirakan akan berada pada IOD Negatif hingga Agustus 2022.

Analisis dan Prediksi Angin 850mb:Aliran massa udara di wilayah Indonesia mulai didominasi oleh angin baratan di sebagian besar wilayah Indonesia kecuali Jawa, Kalimantan bagian selatan, Sulawesi bagian tengah hingga selatan, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua bagian utara hingga tengah. Pada dasarian III Mei 2022, aliran massa udara di wilayah Indonesia diprediksi didominasi oleh angin timuran kecuali di wilayah barat Sumatera. Terdapat belokan angin di bagian selatan Sumatera dan timur Kalimantan.?

Analisis OLR:Daerah pembentukan awan (OLR =220 W/m2) terjadi di Sumatera bagian utara, Kalimantan, Sulawesi bagian utara hingga tengah, Maluku Utara dan Papua bagian utara hingga tengah.? Dibandingkan dengan klimatologisnya, tutupan awan di wilayah Indonesia umumnya lebih besar.?

Analisis dan Prediksi MJO: Analisis pada 19 Mei 2022 menunjukkan MJO aktif di Fase 8 (West. Hem and Africa) dan diprediksi tidak aktif pada pertengahan dasarian III Mei, kemudian kembali aktif di fase 6 dan 7 pada akhir Mei hingga awal dasarian I Juni 2022. ?Prediksi anomali OLR secara spasial menunjukkan potensi pertumbuhan awan berkurang di sebagian besar wilayah Indonesia pada dasarian III Mei-I Juni 2022.

Analisis dan Prediksi Kelembapan Udara Relatif (RH):Dasarian II Mei 2022, kelembapan udara relatif (relative humidity) pada lapisan permukaan umumnya di atas 85%. Namun demikian, pada lapisan 700 mb kelembapan udara <70% meliputi wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Papua. Analisis dan Prediksi Suhu Dasarian II Mei 2022, suhu rata-rata permukaan berkisar 23-28C dan diprediksi berkisar 18-28C hingga dasarian II Juni 2022. Pada dasarian III Mei s.d. II Juni 2022 suhu minimum diprediksi berkisar 18-27C dan suhu maksimum diprediksi umumnya berkisar 24-31C.

Peringatan Dini: Peringatan dini kekeringan meteorologis pada klasifikasi Waspada di Kabupaten Kupang dan Siaga di Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur . Sedangkan potensi curah hujan tinggi pada klasifikasi Waspada dan Siaga untuk wilayah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat dan Papua .

Analisis Curah Hujan Dasarian II Mei 2022: Curah Hujan umumnya pada kriteria Rendah-Menengah (0-150 mm/dasarian). Sifat hujan umumnya bervariasi dari Bawah Normal hingga Atas Normal.

Analisis Perkembangan Musim Kemarau Dasarian II Mei 2022: Berdasarkan jumlah ZOM, sebanyak 24,56% wilayah Indonesia sudah masuk musim kemarau. Wilayah yang sedang mengalami musim kemarau meliputi Aceh bagian utara dan timur, pesisir utara Banten, pesisir utara Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, sebagian Jawa Timur, Sebagian Bali, sebagian besar NTB, sebagian besar NTT, sebagian Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat bagian timur, Sulawesi Tengah bagian barat, Sulawesi Utara bagian selatan dan Papua Barat bagian utara.

Prakiraan Curah Hujan Dasarian Mei III-Juni II 2022: Pada Mei III-Juni I 2022 umumnya diprakirakan curah hujan berada di kriteria rendah-menengah (0-150 mm/dasarian). Wilayah yang diprakirakan mengalami hujan kategori tinggi (>150 mm/dasarian) :Pada Mei III meliputi sebagian Sulawesi Selatan bagian timur dan utara, sebagian kecil Maluku, sebagian kecil Papua Barat dan Papua;Pada Juni I meliputi sebagian kecil Sulawesi Selatan, sebagian kecil Maluku dan sebagian Papua Barat bagian barat;Pada Juni II meliputi sebagian kecil Jawa Barat, sebagian kecil Jawa Timur, sebagian NTT bagian tengah, sebgaian kecil Kalimantan Selatan, sebagian kecil Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan bagian timur, sebagian Maluku bagian tengah, sebagian Papua Barat bagian barat dan Papua bagian barat.

Prakiraan Curah Hujan Atas 300 mm/bulan untuk Bulan Juni-November 2022:

  • Juni-Juli 2022 curah hujan >300 mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di sebagian kecil Jawa Barat, sebagian Kalimantan Barat, sebagian kecil Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian besar Maluku, Papua Barat, dan sebagian Papua.
  • Agustus 2022 curah hujan >300 mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di sebagian besar Bengkulu, sebagian Sumatera Selatan, sebagian Bangka Belitung, Banten, Jawa Barat, sebagian besar Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, Maluku, Papua Barat dan Papua.
  • September 2022 curah hujan >300 mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di sebagian Sumatera Barat, sebagian besar Bengkulu, sebagian Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Banten, Jawa Barat, sebagian besar Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, Maluku, Papua Barat dan Papua.
  • Oktober-November 2022 curah hujan >300 mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di sebagian Sumatera Barat, sebagian besar Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, sebagian besar P. Jawa, sebagian besar P. Kalimantan, Kalimantan Barat, sebagian Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua Barat dan Papua.

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024