Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian II Juli 2023

  • Kukuh Prasetyaningtyas
  • 24 Jul 2023
Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian II Juli 2023

Analisis dan Prediksi ENSO dan IOD:Hasil Monitoring ENSO Dasarian II Juli 2023 menunjukkan indeks ENSO (+1.01), sedangkan Indeks IOD sebesar (+0.27). Diprediksi El Nino dapat berkembang menjadi moderat pada semester II 2023, serta IOD positif dapat bertahan hingga Januari 2024.

Analisis dan Prediksi Angin 850mb:Pada dasarian II Juli 2023, massa udara di wilayah Indonesia didominasi oleh angin timuran. Belokan dan pertemuan angin terjadi di sekitar ekuator pulau Sumatera. Pola siklonik terjadi di perairan sebelah utara Papua. Prediksi pada Dasarian III Juli 2023, dominasi angin Timuran akan terus berlangsung, kemudian pertemuan dan belokan angin diprediksi terjadi di sekitar ekuator pulau Sumatra, Kalimantan, dan Papua. Pola siklonik diprediksi terjadi di perairan sebelah utara Papua.?

Analisis OLR:Pada dasarian II Juli 2023, daerah tutupan awan (OLR =220 W/m2) terjadi di wilayah Sumatra bagian utara hingga tengah, Kalimantan, sebagian Sulawesi, dan Papua.? Tutupan awan di wilayah Indonesia pada dasarian II Juli 2023 sama dengan klimatologisnya.

Analisis dan Prediksi MJO:Analisis pada dasarian II Juli 2023 menunjukkan MJO aktif, kemudian diprediksi MJO aktif di wilayah timur Indonesia, dan diprediksi tidak aktif hingga dasarian I Agustus 2023. MJO aktif berkaitan dengan aktivitas konveksi/potensi awan hujan di wilayah Indonesia.?

Analisis dan Prediksi Kelembapan Udara (RH):Kelembapan udara relatif (relative humidity) pada lapisan permukaan umumnya di atas 80% dan RH diprediksi semakin rendah hingga dasarian II Agustus 2023. Kelembapan udara pada lapisan 850mb dan 700 mb umumnya diprediksi 64-94%.

Analisis dan Prediksi Suhu:Suhu rata-rata permukaan berkisar 21-27°C dan diprediksi hingga dasarian II Agustus 2023 berkisar 24-29°C, suhu minimum diprediksi berkisar 22-28°C dan suhu maksimum diprediksi umumnya berkisar 28-35°C.

Peringatan Dini:Peringatan Dini Curah Hujan Tinggi pada klasifikasi Waspada untuk beberapa kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, Maluku, Papua, dan Papua Barat.
Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis pada klasifikasi Waspada untuk beberapa kabupaten di Provinsi DKI jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur; Klasifikasi Siaga untuk beberapa kabupaten di Provinsi DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat ; dan klasifikasi Awas untuk kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.

Analisis Curah Hujan Dasarian II Juli 2023:Curah hujan pada Dasarian II Juli 2023 umumnya berada di kriteria rendah - menengah (0 - 150 mm/dasarian), dengan Sifat hujan pada Dasarian II Juli 2023 umumnya Normal hingga Atas Normal.

Analisis Perkembangan Musim Kemarau Dasarian II Juli 2023:Berdasarkan jumlah ZOM, sebanyak 63% wilayah Indonesia masuk musim kemarau. Wilayah yang sedang mengalami musim kemarau meliputi sebagian besar Aceh, sebagian besar Sumatera Utara, sebagian besar Riau, sebagian Sumatera Barat, sebagian Bengkulu, sebagian besar Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung bagian selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, sebagian besar Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat bagian selatan, Kalimantan Tengah bagian selatan, sebagian Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur bagian selatan, sebagian Sulawesi Utara, sebagian Gorontalo, Sulawesi Tengah bagian utara, sebagian Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara bagian selatan, sebagian Maluku Utara, Sebagian Papua Barat dan Papua bagian selatan.

Prediksi Curah Hujan Dasarian Juli III 2023 - Agustus II 2023:Pada Juli III - Agustus II 2023 umumnya diprediksi curah hujan berada di kriteria rendah - menengah (0 - 75 mm/dasarian)
Wilayah yang diprediksi mengalami hujan kategori rendah (<50 mm/dasarian) :

  • Pada Juli III 2023 meliputi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kep. Riau, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku Utara, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan sebagian Papua.
  • Pada Agustus I 2023 meliputi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kep. Riau, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku Utara, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan sebagian Papua..
  • Pada Agustus II 2023 meliputi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kep. Riau, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, sebagian Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku Utara, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan sebagian Papua.

Prediksi Curah Hujan Kurang Dari 100 mm/Bulan untuk Bulan Agustus 2023 - Januari 2024 :

  • Agustus - Oktober 2023 curah hujan <100mm/bulan berpeluang besar terjadi di sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, sebagian besar Sulawesi, sebagian Maluku Utara, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan Papua bagian selatan.
  • November 2023 curah hujan <100mm/bulan berpeluang besar terjadi di sebagian Sumatera Barat, sebagian Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat bagian utara, sebagian Jawa Tengah, Jawa Timur, sebagian Bali, sebagian NTB, sebagian NTT, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian Maluku dan sebagian Papua.
  • Desember 2023 curah hujan <100mm/bulan berpeluang besar terjadi di sebagian Lampung, Jawa Barat bagian utara, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian Sulawesi Tenggara dan Papua Barat bagian utara.
  • Januari 2024 curah hujan <100 mm/bulan berpeluang besar terjadi di sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara, sebagian Sulawesi Selatan dan sebagian Sulawesi Tengah.

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024