Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian II Februari 2023

  • Mohammad Ridwan
  • 23 Feb 2023
Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian II Februari 2023

Analisis dan Prediksi ENSO dan IOD : Pada dasarian II Februari 2023 indeks ENSO menunjukkan kondisi La Nina Lemah dan diprediksi akan beralih menuju ENSO Netral mulai Maret 2023. Indeks IOD menunjukkan kondisi IOD Netral. Kondisi IOD diprediksi tetap Netral hingga bulan Juli 2023.

Analisis dan Prediksi Angin 850mb : Analisis Dasarian II Februari 2023 aliran massa udara di wilayah, Indonesia didominasi oleh angin baratan, pertemuan angin terjadi di sekitar Riau dan Laut Arafuru, pola siklonik terjadi di Samudra Pasifik sebelah utara Papua. Pada Dasarian III Februari 2023 aliran massa udara di wilayah Indonesia diprediksi masih didominasi oleh angin baratan. Pertemuan angin diprediksi terjadi di perairan Sumatra Barat dan Kalimantan Tengah. Pola siklonik diprediksi terjadi di perairan bagian barat Aceh, dan Kalimantan Barat bagian utara.

Analisis OLR : Pada dasarian II Februari 2023, daerah tutupan awan (OLR =220 W/m2) terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia kecuali di Sumatra bagian utara dan tengah . Dibandingkan dengan klimatologisnya, tutupan awan di wilayah Indonesia relatif lebih banyak.

Analisis dan Prediksi MJO : Analisis pada Dasarian II Februari 2023 menunjukkan MJO aktif di Fase 8, memasuki pertengahan dasarian III Februari 2023 diprediksi tidak aktif kemudian kembali aktif pada pertengahan Maret 2023. Prediksi anomali OLR secara spasial pada Dasarian III Februari 2023 menunjukkan pertumbuhan awan berkurang kemudian potensi pertumbuhan awan kembali terjadi di wilayah Indonesia bagian barat pada Dasarian I Maret 2023.

Analisis dan Prediksi Kelembapan Udara Relatif (RH) : Kelembapan udara relatif (relative humidity) pada lapisan permukaan umumnya di atas 80% dan diprediksi hingga dasarian II Maret 2023 di atas 70%, Kelembapan udara pada lapisan 850mb umumnya diprediksi di antara 60%-85% dan lapisan 700mb berkisar 65%-90%.

Analisis dan Prediksi Suhu : Suhu rata-rata permukaan berkisar 2-28°C dan diprediksi hingga dasarian II Maret 2023 berkisar 24-28°C, suhu minimum diprediksi berkisar 18-24°C dan suhu maksimum diprediksi umumnya berkisar 28-35°C.

Peringatan Dini : Peringatan dini curah hujan tinggi pada klasifikasi Waspada hingga Awas untuk beberapa wilayah kabupaten di Provinsi Bengkulu, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Papua.

Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis = Tidak ada

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024