Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian II Desember 2020

  • Dedy Banurea
  • 22 Des 2020
Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian II Desember 2020

  • Analisis dan Prediksi Angin 850mb

Aliran massa udara di wilayah Indonesia umumnya mulai didominasi angin baratan. Terdapat pola siklonal di sekitar utara Sumatra, dan utara Kalimantan bagian barat. Daerah belokan angin terjadi di utara garis ekuator . Pola aliran massa udara umumnya relatif sama namun lebih kuat dibanding normalnya. Dasarian III Desember 2020 diprediksi aliran massa udara di seluruh wilayah Indonesia didominasi angin baratan. Daerah belokan angin terjadi di utara garis ekuator. Pola siklonal diprediksi terjadi di utara Sumatra dan utara Kalimantan Barat. Zona ITCZ berada di sekitar laut Jawa

  • Analisis dan Prediksi MJO

Analisis pada tanggal 19 Desember 2020 menunjukkan MJO tidak aktif dan diprediksi akan tidak aktif hingga awal dasarian I Januari 2021. Berdasarkan peta prediksi spasial anomaly OLR, wilayah sedikit lebih basah diprediksi akan terjadi di wilayah Indonesia bagian timur pada awal dasarian III Desember kemudian terbentuk wilayah sedikit lebih kering hingga pertengahan dasarian I Januari 2021.

  • Analisis dan Prediksi ENSO dan IOD

Dasarian II Desember 2020, Indeks ENSO berada pada kondisi La Ni�a dan diprediksi La Ni�a Moderat dapat terjadi hingga periode JFM'21 (Jan-Feb-Mar 2021). Indeks Dipole Mode saat ini berada pada kategori Netral dan diprediksi tetap Netral hingga Dipole Mode Positif hingga Juni 2021.

  • Analisis OLR

Daerah pembentukan awan (OLR = 220 W/m2) terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia. Dibandingkan dengan klimatologisnya, tutupan awan

di wilayah Indonesia umumnya lebih banyak daripada normalnya kecuali wilayah Papua

  • Analisis dan Prediksi Kelembapan Udara Relatif (RH)

Dasarian II Desember 2020, Kelembapan udara relatif pada lapisan permukaan umumnya di atas 80%. Kelembapan dengan nilai di atas 85% teramati di sebagian besar wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi dan Papua. Kelembapan udara relatif pada lapisan permukaan diprediksi umumnya di atas 80% hingga Dasarian II Januari 2021.

  • Analisis dan Prediksi Suhu

Dasarian II Desember 2020, suhu rata-rata permukaan berkisar 22-28°C dan diprediksi dasarian II s.d I Januari 2021 umumnya berkisar 22 - 27°C. Suhu minimum diprediksi umumnya berkisar 20 - 26 °C dan suhu maksimum diprediksi umumnya berkisar 26-32 °C.

  • Peringatan Dini

Tidak ada Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis

  • Analisis Curah Hujan Dasarian II Desember 2020: Umumnya curah hujan pada Dasarian I Desember 2020 berada kriteria Menengah-Tinggi (50 - 300 mm/dasarian). Curah hujan rendah (<50 mm/dasarian) terjadi di sebagian besar Sumatera Utara, Sebagian besar Riau, Sumatera Barat bagian selatan, Jambi, sebagian besar Bengkulu, Sumatera Selatan, Banten bagian utara, DKI Jakarta, Jawa Barat bagian utara, DIY bagian utara, Jawa Timur bagian timur-utara, sebagian NTB, sebagian NTT, Kalimantan Tengah bagian tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sebagian Pulau Sulawesi bagian utara, dan Papua bagian utara. Sifat hujan umumnya Bawah Normal - Normal.
  • Perkembangan Musim Hujan Dasarian II Desember 2020: Berdasarkan ZOM, 85% wilayah Indonesia sedang mengalami musim hujan, sedangkan 15% wilayah masih mengalami musim kemarau.
  • Prakiraan Curah Hujan Dasarian III Desember 2020 - II Januari 2021: Wilayah yang diprakirakan mengalami hujan kategori menengah (50 - 150 mm/dasarian), Desember III terjadi di Aceh bagian tengah, Banten bagian barat, Jawa Barat bagian timur, Jawa Tengah bagian barat dan utara, Sulawesi Selatan bagian selatan dan barat, Papua Barat bagian timur dan Papua bagian tengah. Pada JANUARI I terjadi di Aceh bagian barat, Sumatera Utara bagian utara, Sumatera Selatan bagian selatan, Jawa Barat bagian timur, Sulawesi Selatan bagian utara, Sulawesi Tenggara bagian timur, Papua Barat bagian tengah dan Papua bagian tengah. Pada Januari II 2021 diprediksi di Aceh bagian barat, Sumatera Utara bagian utara, Jawa Barat bagian timur, Kalimantan Barat bagian utara, Papua Barat bagian tengah dan Papua bagian tengah.

Prakiraan Hujan > 300 mm:

  • Prediksi Januari 2021- Maret 2021: bagian barat Sumatera, sebagian besar Jawa, Bali, sebagian NTB, sebagian NTT, Pulau Kalimantan bagian barat - tengah, sebagian besar P. Sulawesi, sebagian besar Malut, sebagian Maluku, Papua Barat, dan Papua.
  • Prediksi April 2021: Aceh, sebagian Sumatera Utara, Sumatera Selatan bagian selatan, Jawa bag tengah, Kalimantan bagian tengah - utara, Sulawesi tengah - utara, Halmahera bagian tengah, sebagian Maluku, Papua Barat bagian utara, dan Papua bagian tengah.
  • Prediksi Mei 2021 - Juni 2021: Kalimantan Utara bagian utara, sebagian Sulawesi, Halmahera bagian tengah, sebagian Maluku, Papua Barat bagian utara, dan Papua bagian tengah.

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

 

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024