Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian II April 2024

  • Kukuh Prasetyaningtyas
  • 23 Apr 2024
Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian II April 2024

Analisis dan Prediksi ENSO dan IOD:Hasil monitoring indeks IOD dan ENSO Dasarian II April 2024,Indek Dipole Modesebesar+0.31 (IOD Netral), sedangkan indeks ENSO sebesar+0.93 (El Nino lemah).IOD kategori Netral diprediksi bertahan hingga 5 bulan kedepan. Sementara itu, indeks ENSO diprediksi turun secara gradual menuju Netral pada Mei Juni 2024.

Analisis dan Prediksi Angin 850mb:Aliran masa udara pada Dasarian II April 2024 didominasi angin timuran. Streamline angin daerah pertemuan angin (konvergensi) terjadidi sekitar Sumatera dan Sulawesi. Belokan angin terjadidi sekitar Maluku. Pusat tekanan rendah terlihat di perairan barat Sumatera dan perairan utara Papua. Pada Dasarian III April 2024 angin dari timur diprediksi mendominasi wilayah Indonesia. Belokan angin di prediksi di sekitar Sumatera. Pertemuan angin diprediksi di sekitar Sumatera. Pusat tekanan rendah diprediksi terjadi di Laut Cina Selatan.

Analisis OLR:Pada Dasarian II April 2024, daerah tutupan awan (OLR < 220 W/m2) terlihat di hampir seluruh wilayah Indonesia, kecuali wilayah Sumatera bagian utara, Kalimantan bagian timur, Jawa bagian timur, dan Bali. Tutupan awan di sebagian besar wilayah Indonesia bagian timur umumnyalebih banyak dibandingkan klimatologisnya. Sementara itu, di wilayah Sumatera bagian utara, Jawa bagian barat, dan Kalimantan bagian timur, tutupan awan lebih sedikit.

Analisis dan Prediksi MJO:Analisis pada dasarianII April2024menunjukkan MJO tidak aktif dan diprediksi tidak aktif hingga akhir dasarian III April 2024.

Analisis dan Prediksi Kelembapan Udara(RH):Kelembapan udara permukaan berkisar 60-72% dan diprediksi hingga Dasarian II Mei 2024 berkisar 60-80 %, pada lapisan 850mb diprediksi berkisar 60-80% serta pada lapisan 700 mbumumnya diprediksi 50-70%.

Analisis danPrediksi Suhu:Suhu rata-rata permukaan berkisar 23-28°C dan diprediksi hingga Dasarian II Mei 2024 berkisar 23-29°C, Prediksisuhu minimum berkisar 20-26°C dan Prediksi suhu maksimum berkisar 26-32°C.

Peringatan Dini Curah Hujan Tinggi:Waspada:Beberapa kabupaten /kota di Provinsi Aceh Jawa Barat Jawa Tengah D I Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Siaga: Beberapa kabupaten /kota di Provinsi Sumatera Selatan Banten Jawa Barat Jawa Tengah Sulawesi Selatan dan Papua. Awas Tidak Ada

Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis:berlaku untuk Dasarian III April 2024 pada klasifikasi Waspada Tidak ada Siaga: Aceh Awas Tidak ada.

Analisis Curah Hujan Dasarian II April 2024:

  • Curah hujan pada Dasarian IIII April 2024 bervariasi dari kriteria rendah 18 menengah 65 dan tinggi 17
  • Sifat hujan pada Dasarian III April 2024 bervariasi Bawah Normal 34 Normal 21 dan Atas Normal 45Analisis Perkembangan Musim Kemarau Dasarian II April 2024:Berdasarkan jumlah ZOM, sebanyaksebanyak8 wilayah Indonesia masuk musim kemarau Wilayah yang sedang mengalami musim kemarau meliputi sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara, Riau bagian utara, sekitar Pangandaran Jawa Barat, sebagian Sulawesi Tengah dan sebagian Maluku UtaraPrediksi Curah Hujan Dasarian Dasarian:April Dasarian III Mei II Tahun 2024: Pada April III- Mei II 2024 umumnya diprediksi curah hujan berada di kriteria rendah menengah 0 150 mm/dasarian) Wilayah yang diprediksi mengalami hujan kategori tinggi- sangat tinggi((>150 mm/dasarian):
  • Pada April III 2024 meliputi sebagian kecil Bengkulu, sebagian kecil Jambi, sebagian kecil Sumatera Selatan, sebagian Banten,sebagianJawa Barat,sebagiankecilJawa Tengah,sebagianSulawesi Selatan,sebagian kecil Sulawesi Tenggara,sebagian kecil NTT,sebagian kecil Papua Tengah .
  • Pada Mei I 2024 meliputi sebagian Kalimantan Timur,sebagian Sulawesi Selatan,sebagianMaluku,sebagianPapua Barat,sebagianPapua Tengah.
  • Pada Mei II 2024 meliputi sebagian kecil Sulawesi Selatan,sebagian kecil Papua Tengah

Prediksi Curah Hujan Lebih Dari 300 mm/Bulan untuk Bulan BulanMei 2024 Oktober 2024:

  • Mei 2024 curah hujan> 300 mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di sebagian Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kep. Riau, Bengkulu, Kep. Bangka Belitung, sebagian besar Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, sebagian besar Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, sebagian Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Papua Tengah, Papua dan Papua Selatan.
  • Juni - Juli 2024 curah hujan> 300 mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di sebagian Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Papua Tengah, Papua dan Papua Selatan.
  • Agustus - September 2024 curah hujan>300mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di sebagian kecil Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Maluku, sebagian Papua Barat, Papua Tengah, Papua dan Papua Selatan.
  • Oktober 2024 curah hujan> 300 mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di sebagian Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Papua Barat, Papua Tengah dan Papua Selatan

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024