Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian II April 2020

  • Mohammad Ridwan
  • 23 Apr 2020
Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian II April 2020

RANGKUMAN ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER DASARIAN II APRIL 2020

Analisis dan Prediksi Angin 850mb:

Aliran massa udara di wilayah Indonesia umumnya didominasi angin timuran. Angin monsun Australia mulai masuk di wilayah NTT, NTB, Bali, Jawa, Maluku dan Papua. Daerah pertemuan angin terjadi di Sumatera bagian barat, Perairan Jawa, NTB, Sulawesi Selatan dan Tenggara. Angin monsun Australia diprediksikan semakin meluas ke wilayah Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Daerah pertemuan angin terdapat di sekitar Kalimantan barat, Sulawesi bagian tengah dan Papua bagian utara.

Analisis dan Prediksi MJO

Analisis tanggal 20 April 2020 menunjukkan MJO aktif di fase 2 (Indian Ocean) dan diprediksi terus aktif di fase 2 (Indian Ocean) sampai pertengahan dasarian I Mei 2020. Berdasarkan peta prediksi spasial anomali OLR, terdapat wilayah subsiden/kering mendominasi seluruh wilayah Indonesia pada pertengahan hingga akhir dasarian III April 2020 kemudian berangsur-angsur menjadi wilayah konvektif/basah pada akhir dasarian I Mei 2020.

Analisis dan Prediksi ENSO dan IOD

Dasarian II April 2020, ENSO berada pada kondisi netral dan berpeluang besar akan tetap netral hingga Desember 2020. Dipole Mode saat ini berada pada kondisi netral dan diprediksi akan mengalami peningkatan di bulan Mei-Juni, kemudian turun (netral) hingga bulan Desember 2020.

Analisis OLR

Daerah pembentukan awan (OLR = 220 W/m2) terjadi di sebagian besar wilayah Sumatera, Kalimantan bag. Selatan dan Papua. Dibandingkan dengan klimatologisnya, tutupan awan di wilayah Indonesia umumnya lebih sedikit dibanding normalnya, terutama di Sumatera bag. selatan, Jawa, sebagain besar Kalimantan dan Sulawesi, Maluku serta Papua bag. selatan.

Analisis dan Prediksi RH

Kelembapan udara relatif pada lapisan permukaan umumnya berkisar di atas 70%. Kelembapan dengan nilai di atas 90% teramati di atas wilayah Sumatera bagian tengah hingga selatan, Kalimantan dan Papua. Diprediksikan Kelembapan udara relatif pada lapisan permukaan umumnya berkisar di atas 80% hingga Dasarian II Mei 2020, namun daerah yang mengalami RH di atas 90% mulai berkurang. Nilai RH di atas 90% diprakirakan masih terjadi di sebagian kecil Sumatera, Kalimantan bagian barat, Sulawesi bagian tengah, dan sebagian Papua.

Analisis dan Prediksi Suhu

Dasarian II April 2020, Suhu rata-rata permukaan umumnya di atas 26 C, Suhu minimum umumnya berkisar 23 - 27C dan Suhu maksimum umumnya berkisar 27 - 30C.

Analisis Curah Hujan pada Dasarian II April 2020 : Umumnya curah hujan pada Dasarian II April 2020 berada kriteria Rendah (0 - 50 mm/dasarian) hingga Menengah (50 - 150 mm/dasarian). Curah hujan tinggi (>150 mm/dasarian) terjadi di pesisir barat Aceh bag utara, Sumbar bag timur, Riau bag barat, Lampung bag utara, Jabar bag barat dan timur Jatim bag utara, Kalteng bag tengah, Kalbar bag utara, Sulsel bag utara dan sebagian Papua bag barat dan tengah. Sifat hujan pada Dasarian II April 2020 umumnya Normal hingga Bawah Normal. Sifat hujan Atas Normal terjadi di Aceh bag utara, Sumut bag selatan, Riau bag selatan, Sumbar, sebagian Sumsel, Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Jabar bag utara, Jatim bag utara, Bali, sebagian NTT, sebagian Kalbar, Kalteng bag tengah, Kalsel bag selatan, Sulsel bag tengah, Sultra bag tengah hingga selatan, sebagian Papua Barat dan sebagian Papua.

Analisis Perkembangan Musim Kemarau Dasarian II April 2020: Berdasarkan jumlah zom, 88.30% wilayah Indonesia masih mengalami musim hujan sedangkan 11.70% wilayah telah masuk musim kemarau. Wilayah yang telah memasuki musim kemarau meliputi pesisir timur Aceh, pesisir utara Banten, Jatim bag timur, sebagian Bali, Sumbawa bag tengah, sebagian NTT, dan Sulbar bag selatan.

Prakiraan Curah Hujan Dasarian Apr III - Mei II 2020 :

Pada Apr III - Mei II 2020 umumnya diprakirakan curah hujan berada di kriteria rendah (0 - 50 mm/dasarian) hingga menengah (50 - 150 mm/dasarian).

Pada Apr III, wilayah yang diprakirakan mengalami hujan kategori tinggi berada di pesisir barat Aceh, Sumut dan Sumbar; Kalbar bag. Utara, Kaltim bag. Barat, Sulbar bag. Utara, Sulawesi bag. Tengah, Maluku Utara, Papua barat bag tengah dan timur, dan Papua bag tengah.

Pada Mei I - II wilayah yang diprakirakan mengalami hujan kategori tinggi berada di Papua bag tengah.

Peluang CH > 50 mm/das Apr III - Mei II 2020:

Pada Apr III terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia kecuali Lampung bag selatan, Jabar bag utara dan timur, Jateng bag timur, DIY, Jatim, NTB, NTT, Sulsel bag selatan dan Papua bag selatan;

Pada Mei I terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia kecuali Pesisir timur Aceh, Lampung bag. Selatan, sebagain besar Jawa, Bali, NTB, NTT, Sulsel bag tengah hingga selatan, sebagain Sulut, sebagian Maluku Utara, dan Papua bag selatan;

Pada Mei II terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia kecuali Pesisir timur Aceh, sebagain besar Jawa, NTB, NTT, Sulsel bag tengah hingga selatan dan Papua bag selatan.

Prakiraan Hujan Bulan Mei - Oktober 2020 :

Mei 2020 : curah hujan > 300 mm masih berpeluang terjadi di Aceh bagian tengah, dan sepanjang pantai barat Sumatera, Kaltara bag utara, Kaltim bag barat, Kalbar bag utara, sebagian Kalteng, sebagain besar Sulawesi kecuali Sulsel bag selatan, Maluku Utara, sebagian Maluku, Papbar, dan Papua bag tengah hingga utara.

Juni dan Juli 2020 : curah hujan > 300 mm masih berpeluang terjadi di Sulbar, sebagian Sulteng, sebagian Malut, Papbar, dan Papua bag tengah.

Agustus 2020 : curah hujan > 300 mm masih berpeluang terjadi di Aceh, pantai barat Sumatera, Kalbar bag utara, Kaltara bag utara, bag barat Sulbar dan Sulteng; sebagian Malut, Papbar, dan Papua bag tengah.

September 2020 : curah hujan > 300 mm masih berpeluang terjadi di Aceh dan sepanjang pantai barat Sumatera, Kalbar bag utara, Kaltara bag utara, bag barat Sulbar dan Sulteng; sebagian Malut, Papbar, dan Papua bag tengah hingga utara.

Oktober 2020 : curah hujan > 300 mm masih berpeluang terjadi di Aceh, Sumut, dan sepanjang pantai barat Sumatera; Kalbar bag utara, Kaltara bag utara, perbatasan Kaltim-Kaltara, bag barat Sulbar dan Sulteng; sebagian Malut, Papbar, dan Papua bag tengah hingga utara.

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024