Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian II Agustus 2020

  • Dedy Banurea
  • 23 Agu 2020
Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian II Agustus 2020

  • Analisis dan Prediksi Angin 850mb: Aliran massa udara di wilayah Indonesia umumnya didominasi angin timuran kecuali Sumatera bag tengah hingga utara yang didominasi angin baratan. Daerah belokan angin terjadi sepanjang garis ekuator. Dasarian III Agustus 2020 diprediksi masih didominasi angin timuran dengan daerah belokan angin terjadi disekitar utara ekuator dan diprediksi terjadi pola siklonik di perairan bag.barat Sumatera bagian utara dan Kalimantan bag. Barat (Borneo vortex).

  • Analisis dan Prediksi MJO

Dasarian II Agustus 2020 menunjukan MJO aktif di fase 8 dan diprediksi tetap aktif di fase 1 dan 2 hingga awal dasarian I September 2020. Berdasarkan peta prediksi spasial OLR, wilayah subsiden/kering mendominasi sebagian wilayah Indonesia bagian utara dan meluas ke wilayah timur hingga akhir dasarian III Agustus 2020. Wilayah konvektif/lebih basah diprediksi di sebagian wilayah pesisir Sumatera bagian utara dan Kalimantan bagian barat pada akhir dasarian III Agustus 2020.?

  • Analisis dan Prediksi ENSO dan IOD

Dasarian II Agustus 2020, Indeks ENSO berada di bawah batas La Ni�a dan sudah berlangsung selama dua dasarian terakhir. Terdapat peluang untuk berlanjut dan menuju La Ni�a Lemah - La Ni�a Moderat hingga periode JFM'21 (Januari-Februari-Maret 2021). Indeks Dipole Mode saat ini berada pada kondisi netral dan berpeluang menuju Dipole Mode negatif mulai Oktober hingga Januari 2021.?

  • Analisis OLR

Daerah pembentukan awan terjadi di Sumatera bagian utara, pesisir barat Sumatera Selatan dan Papua bag. tengah. Dibandingkan dengan klimatologisnya, tutupan awan di wilayah Indone-sia hampir mirip dengan kondisi normalnya

  • Analisis dan Prediksi RH

Kelembapan udara relatif pada lapisan permukaan umumnya di atas 80%. Kelembapan dengan nilai di atas 90% teramati di wilayah Sumatera, Kalimantan, Jawa Sulawesi bag tengah dan Papua. Diprediksi Agustus III - September II umumnya di atas 80%. RH di atas 90% diprakirakan berada di beberapa bagian Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua.?

  • Analisis dan Prediksi Suhu

Dasarian II Agustus 2020, suhu rata-rata permukaan berkisar 22-26 ° C, di prediksi pada kisaran yang sama sampai September II 2020. Suhu minimum diprediksi umumnya berkisar 18-24C dan suhu maksimum diprediksi umumnya berkisar 28-34 °C.

  • Peringatan Dini

Peringatan Dini Iklim Ektrem di beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Maluku dan Papua yang berpotensi mengalami kekeringan meteorologis pada klasifikasi waspada, siaga dan awas hingga dua dasarian kedepan.

  • Analisis Curah Hujan pada Das II Agustus 2020 : Umumnya curah hujan pada Das II Agustus 2020 berada kriteria Menengah (50 - 300 mm/das). Curah hujan rendah (0 - 50 mm/das) terjadi di Aceh bag tengah dan utara, sebagian besar Sumut, Kep. Mentawai, sebagian Riau, Kepri, Jambi bag timur, sebagian besar Sumsel, P. Bangka, sebagian Lampung, sebagian Banten, Jabar, sebagian Jateng, Jatim, Bali, NTB, sebagian besar NTT, Kalbar bag utara, Kalteng bag timur, Kaltim bag utara, sebagian Kaltara, P. Sulawesi, sebagian Malut, sebagian besar Maluku, Pabar bag utara, dan sebagian Papua. Sifat hujan pada Das II Agsutus 2020 umumnya Normal hingga Atas Normal. Sifat hujan Bawah Normal terjadi sebagian besar Aceh, sebagian besar Sumut, Kep. Mentawai, Jambi bag timur, Jabar bag barat, Jatim bag timur, Bali bag timur, Kalbar bag utara, Kalteng bag utara, Kalsel bag selatan, Kaltim bag utara, sebagian besar Kaltara, Sulbar, sebagian besar Sulsel, Sultra bag timur, sebagian Sulteng, Gorontalo bag timur, sebagian Sulut, sebagian Malut, sebagian Maluku, Pabar bag utara, dan sebagian Papua.
  • Analisis Perkembangan Musim Kemarau Dasarian II Agustus 2020: Berdasarkan jumlah ZOM, 84.5% wilayah Indonesia telah masuk musim kemarau sedangkan 15.5% wilayah telah masih mengalami musim hujan. Wilayah yang telah memasuki musim kemarau meliputi Aceh, Sebagian Sumut, Sebagian Riau, Jambi bag utara-selatan, Sumbar bag utara, Sebagian Sumsel, Sebagian Lampung, Banten, DKI, Sebagian Jabar, Sebagian Jateng, Jatim, Bali, NTB, NTT, Kalteng bag selatan, Kalsel bag barat, Kaltim bag timur-selatan, Sebagian Sulsel, Sultra, Sulbar bag selatan, Sulteng bag selatan-utara, Sulut bag utara, P. Buru bag utara, P.Seram bag timur, Pabar, dan Papua bag tengah-selatan.
  • Prakiraan Curah Hujan Dasarian Agt III - Sep II 2020 :

Pada Agt III - Sep II 2020 umumnya diprakirakan curah hujan berada di kriteria rendah (0 - 50 mm/dasarian) hingga menengah (50 - 150 mm/dasarian).

Wilayah yang diprakirakan mengalami hujan kategori tinggi pada Agt III berada di Aceh bag tengah dan selatan, Sumut bag selatan, Sumbar bag utara, Sulbar bag utara, Sulteng bag timur, Pabar bag utara, dan Papua bag tengah; pada Sep I berada di Pesisir barat Aceh-Sumut-Sumbar-Bengkulu, Kalbar bag utara, Sulbar, sebagian Sulbar, Sulteng bag tengah, Pabar bag utara dan Papua bag tengah; pada Sep II berada di Pesisir utara Aceh, Sumbar bag selatan, sebagian Sulbar, Pabar bag utara, dan Papua bag tengah.

  • Peluang Curah Hujan di bawah 50 mm/das Agt III - Sep II 2020 :

Pada Agt III terjadi di Jambi bag tengah, sebagian Bengkulu, Sumsel, Lampung, Jawa, Bali, NTB, NTT, pesisir selatan Kalsel, Kaltim bag utara, pesisir barat Sulsel, Sulteng bag timur dan utara, Gorontalo bag timur, Sulut bag utara, Sultra bag selatan, Maluku bag tenggara dan Papua bag selatan; pada Sep I terjadi di Jabar bag utara, pesisir utara Jateng, Jatim, Bali, NTB, NTT, pesisir barat Sulsel, Maluku bag tenggara dan Papua bag selatan ; pada Sep II terjadi di Pesisir barat Banten, DKI, sebagian Jabar, Jateng, Jatim, Bali, NTB, NTT, Sulsel bag selatan, Sultra bag selatan, Maluku bag tenggara dan Papua bag selatan.

  • Prakiraan Hujan Bulan September 2020 - Februari 2021 :

September 2020 : curah hujan < 50 mm masih berpeluang terjadi di Jawa Barat bagian utara, Jawa tengah bagian timur, Jawa Timur, P. Madura, P. Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan bagian selatan, Maluku bagian tenggara, Papua bagian selatan.

Oktober 2020 : curah hujan < 50 mm masih berpeluang terjadi di P. Madura, Jawa tengah bagian timur, Jawa Timur bagian utara, sebagian NTB, sebagian NTT, Maluku bagian tenggara, Sulsel bagian selatan, Papua bagian selatan.

November 2020 : curah hujan < 50 mm masih berpeluang terjadi di sebagian P. Sumbawa, sebagian P. Sumba, sebagian NTT, Maluku bagian tenggara.

Desember 2020 : curah hujan < 50 mm tidak berpeluang terjadi di seluruh wilayah Indonesia.

Januari 2021 : curah hujan < 50 mm tidak berpeluang terjadi di seluruh wilayah Indonesia.

Februari 2021 : curah hujan < 50 mm masih berpeluang terjadi di Aceh bagian utara dan pesisir timur Aceh.

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024