Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian I November 2021

  • Mohammad Ridwan
  • 13 Nov 2021
Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian I November 2021

Analisis dan Prediksi ENSO dan IOD

Indeks ENSO dasarian I November 2021 menunjukkan ENSO dalam kondisi prasyarat La Nina Lemah. BMKG dan sebagian institusi memprakirakan kondisi ENSO La Ni�a Lemah - Netral dan akan berlangsung hingga awal April-Mei-Juni 2022.? Sedangkan Indeks Dipole Mode menunjukkan kondisi IOD Netral dan diprakirakan akan netral setidaknya hingga Mei 2022.

Analisis dan Prediksi Angin 850b

Dasarian I November 2021, timuran kecuali wilayah Sumatera hingga Jawa dan Kalimantan bagian barat. Pola angin lebih lemah dari normalnya. Dasarian II November 2021, aliran massa udara di wilayah Indonesia diprediksi angin baratan mulai memasuki wilayah Indonesia terutama di wilayah sekitar ekuator.

Analisis OLR

Daerah pembentukan awan terjadi di sebagian besar wilayah wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan bagian selatan, sebagian Sulawesi, sebagian Maluku dan sebagian Papua. Tutupan awan di wilayah Indonesia umumnya cenderung lebih kuat dibandingkan dengan kondisi normalnya.

Analisis dan Prediksi MJO

Analisis pada tanggal 31 Oktober 2021 menunjukkan MJO tidak aktif dan diprediksi tetap tidak aktif hingga pertengahan dasarian III November 2021. Prediksi anomali OLR secara spasial menunjukkan bahwa potensi pertumbuhan awan relatif cukup banyak dibanding biasanya terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia hingga akhir November 2021.?

Analisis dan Prediksi Kelembapan Udara Relatif (RH)

Dasarian I November 2021, Kelembapan udara relatif (relative humidity) pada lapisan permukaan umumnya di atas 90 %. Kelembapan udara relatif permukaan diprediksi umumnya di atas 85% dan terjadi hingga Dasarian I Desember 2021.

Analisis dan Prediksi Suhu

Dasarian I November 2021, suhu rata-rata permukaan berkisar 24-29°C dan diprediksi dasarian II November hingga I Desember berkisar 22-29°C. Pada dasarian II November hingga I Desember 2021, suhu minimum diprediksi berkisar 22-27°C dan suhu maksimum diprediksi umumnya berkisar 24-31°C.

Peringatan Dini Tidak ada peringatan dini kekeringan meteorologis.

Beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Papua Barat dan Papua berpotensi mengalami curah hujan tinggi pada klasifikasi waspada hingga siaga untuk satu dasarian kedepan.

Analisis Curah Hujan Dasarian I November 2021

Umumnya curah hujan pada Dasarian I November 2021 berada kriteria Rendah - Menengah (0 - 150 mm/dasarian). Curah hujan tinggi dan sangat tinggi (> 150 mm/dasarian) terjadi di sebagian Aceh, Sumatera Utara bagian utara, Sumatera Barat bagian selatan, Riau bagian tengah, sebagian Jambi, Bengkulu bagian selatan, sebagian Sumatera Selatan, sebagian besar Lampung, sebagian P. Bangka, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah bagian barat, sebagian NTT, Kalimantan Barat bagian tengah, Kalimantan Tengah bagian utara, sebagian Gorontalo, sebagian Papua Barat dan sebagian Papua.

Analisis Perkembangan Musim Hujan Dasarian I November 2021: Berdasarkan jumlah ZOM, sebanyak 40,35% wilayah Indonesia sudah masuk musim hujan. Wilayah yang sedang mengalami musim hujan meliputi sebagian besar Aceh, Sumatera Utara, sebagian besar Riau, Sumatera Barat, Jambi, sebagian besar Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung bagian barat, Banten, DKI Jakarta, sebagian besar Jawa Barat, Jawa Tengah bagian tengah, sebagian kecil Jawa Timur bagian selatan, sebagian Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, sebagian besar Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Sulawesi Utara, sebagian Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat bagian selatan, Sulawesi Selatan bagian selatan, Sulawesi Tenggara bagian selatan, dan sebagian besar Maluku.

Prakiraan Curah Hujan Dasarian November II - Desember I 2021 : pada November II - Desember I 2021 umumnya diprakirakan curah hujan berada di kriteria rendah hingga menengah (0 - 150 mm/dasarian). Wilayah yang diprakirakan mengalami hujan kategori tinggi (> 150 mm/dasarian) pada November II meliputi Jawa Tengah bagian utara, Jawa Timur bagian utara, Kalimantan Timur bagian tengah, Sulawesi Selatan bagian utara, Papua Barat bagian timur dan Papua bagian tengah; pada November III - Des I meliputi Papua bagian tengah.

Prakiraan Curah Hujan atas 300 mm/bulan untuk Bulan Desember 2021 - Mei 2022 :

Desember - Februari 2022: curah hujan >300 mm/bulan berpeluang terjadi Aceh, pesisir barat Pulau Sumatera, sebagian P. Jawa, Sebagian Kalimantan Utara, sebagian Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Barat, Pulau Sulawesi bagian tengah, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat, dan Sebagian Papua.

Maret 2022 - April 2022: curah hujan >300 mm/bulan berpeluang terjadi sebagian Aceh, sebagian P. Jawa, sebagian Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Utara, sebagian Sulawesi, sebagian Maluku Utara, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat, dan Sebagian Papua.

Mei 2022 : curah hujan > 300 mm/bulan berpeluang terjadi di Kalimantan Timur bagian barat dan utara, sebagian Kalimantan Utara, sebagian Sulawesi, sebagian Maluku Utara, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan sebagian Papua.

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024