Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian I Maret 2024

  • Kukuh Prasetyaningtyas
  • 13 Mar 2024
Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian I Maret 2024

Analisis dan Prediksi ENSO dan IOD:Hasil monitoring indeks IOD dan ENSO Dasarian I Maret 2024, Indek Dipole Mode sebesar 0.19 (IOD Netral), sedangkan indeks ENSO sebesar +1.59 (El Nino Moderate). IOD Netral diprediksi terus bertahan hingga 5 bulan kedepan. Sementara itu, indeks ENSO diprediksi turun secara gradual menuju Netral pada Mei 2024.

Peringatan Dini:

  • Peringatan Dini Curah Hujan Tinggi pada klasifikasiWaspada: Beberapa kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu, Banten, DI Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,
    Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,
    Papua, Sumatra Utara, Sulawesi Tenggara;Siaga: Beberapa kabupaten/kota di Provinsi Banten, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur;Awas :Tidak ada.
  • Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis:Waspada: Tidakada;
    Siaga: Tidak ada; Awas: Tidak ada

Analisis Curah Hujan Dasarian I Maret 2024: Curah hujan pada Dasarian I Maret 2024 bervariasi dari kriteria rendah (6%), menengah (60%) dan tinggi (34%). Sifat hujan pada Dasarian I Maret 2024 bervariasi Bawah Normal (11%), Normal (14%) dan Atas Normal (76%).

Analisis Perkembangan Musim Hujan Dasarian I Maret 2024: Berdasarkan jumlah ZOM, sebanyak 78% wilayah Indonesia masuk musim hujan. Wilayah yang sedang mengalami musim hujan meliputi sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara, Riau hingga Lampung, Banten, sebagian besar Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, sebagian besar Pulau Kalimantan, Sulawesi Utara, Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, sebagian besar Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, sebagian Maluku Utara, Maluku, dan Pulau Papua. Beberapa ZOM di wilayah Aceh dan Sumatera Utara sudah memasuki periode musim kemarau kembali sesuai dengan pola iklim normalnya.

Prediksi Curah Hujan Dasarian: Maret Dasarian II - April Dasarian I Tahun 2024 Pada Maret II - April I 2024 umumnya diprediksi curah hujan berada di kriteria rendah - menengah (0 - 150 mm/dasarian). Wilayah yang diprediksi mengalami hujan kategori tinggi - sangat tinggi (>150 mm/dasarian) :

  • Pada Maret II 2024 meliputi sebagian Banten, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah bagian tengah, sebagian Jawa Timur, sebagian Bali, sebagian NTB, sebagian NTT, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Maluku dan sebagian Papua.
  • Pada Maret III 2024 meliputi sebagian Aceh bagian barat, Sumatra Utara bagian barat, Sumatra Barat bagian barat, sebagian Banten, Sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah bagian tengah, sebagian Jawa Timur, sebagian Bali, sebagian NTT, sebagian Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah bagian tengah, sebagian Kalimantan Timur, sebagian Sulawesi Selatan dan sebagian Papua.
  • Pada April I 2024 meliputi sebagian Aceh bagian barat, Sumatra Utara bagian barat, Sumatra Barat bagian barat, sebagian Banten, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah bagian tengah, Jawa Timur bagian tengah, sebagian Bali, sebagian NTT, sebagian Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah bagian tengah dan Papua bagian tengah.

Prediksi Curah Hujan Lebih Dari 300 mm/Bulan untuk Bulan April 2024 - September 2024 :

    • April - Mei 2024 curah hujan > 300mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di sebagian Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.
    • Juni - Juli 2024 curah hujan > 300mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di sebagian Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua bagian tengah.
    • Agustus - September 2024 curah hujan > 300mm/bulan berpeluang tinggi terjadi di Sebagian Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua bagian tengah.

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024