Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian I Maret 2022

  • Kukuh Prasetyaningtyas
  • 13 Mar 2022
Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian I Maret 2022

Analisis dan Prediksi ENSO dan IOD:Indeks ENSO pada dasarian I Maret 2022 menunjukkan kondisi La Nina Lemah. BMKG memprakirakan kondisi ENSO berangsur netral mulai April -Juni 2022. Sedangkan Indeks Dipole Mode menunjukkan kondisi IOD Netral hingga Agustus 2022.

Analisis dan Prediksi Angin 850mb:Aliran massa udara di wilayah Indonesia masih didominasi oleh angin baratan hingga akhir Maret 2022. Belokan Angin terjadi di wilayah utara ekuator. Pola siklonik diprediksi terjadi di utara Kalimantan, selatan jawa, dan Laut Arafura.

Analisis OLR:Daerah pembentukan awan (OLR = 220 W/m2) terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia. Dibandingkan dengan klimatologisnya, tutupan awan di wilayah Indonesia umumnya lebih banyak kecuali di Sulawesi bagian selatan, Nusa Tenggara, dan Maluku bagian selatan.

Analisis dan Prediksi MJO:Analisis pada tanggal 9 Maret 2022 menunjukkan MJO tidak aktif dan diprediksi kembali aktif di fase 2, 3, dan 4 di dasarian II Maret hingga pertengahan dasarian III Maret 2022. Prediksi anomali OLR secara spasial menunjukkan potensi pertumbuhan awan berkurang di wilayah Indonesia bagian selatan ekuator pada dasarian II hingga dasarian III Maret 2022.

Analisis dan Prediksi Kelembapan Udara Relatif (RH):Dasarian I Maret 2022, kelembapan udara relatif (relative humidity) pada lapisan permukaan umumnya di atas 80%. Kelembapan udara relatif permukaan diprediksi umumnya di atas 80% dan terjadi hingga Dasarian I April 2022.

Analisis dan Prediksi Suhu:Dasarian I Maret 2022, suhu rata-rata permukaan berkisar 21-29C dan diprediksi dasarian II Maret s.d I April 2022 berkisar 20-29C. Pada dasarian II Maret s.d I April 2022 suhu minimum diprediksi berkisar 20-25C dan suhu maksimum diprediksi umumnya berkisar 24-32C.

Peringatan Dini:Tidak ada peringatan dini kekeringan meteorologis. Sedangkan Potensi curah hujan tinggi pada klasifikasi Siaga hingga Waspada untuk beberapa wilayah kabupaten di Provinsi Aceh, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua

Analisis Curah Hujan Dasarian I Maret 2022 :Curah Hujan umumnya pada kriteria rendah - rmenengah (0- 150 mm/dasarian).
Sifat hujan umumnya bervariasi dari Bawah Normal hingga Atas Normal.

Analisis Perkembangan Musim Hujan Dasarian I Maret 2022 :Berdasarkan jumlah ZOM, sebanyak 97,08 % wilayah Indonesia sudah masuk musim hujan.
Wilayah yang sedang mengalami musim hujan meliputi, P. Sumatera, P. Jawa, Bali, NTB, NTT, P. Kalimantan, sebagian besar Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, sebagian besar Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, sebagian besar Maluku, sebagian besar Papua Barat dan Papua.

 

Prakiraan Curah Hujan Dasarian Maret II - April I 2022: Pada Maret II - April I 2022 umumnya diprakirakan curah hujan berada di kriteria rendah - menengah (0 - 150 mm/dasarian).
Wilayah yang diprakirakan mengalami hujan kategori tinggi (>150 mm/dasarian) :

  • Pada Maret II meliputi NAD bagian barat dan selatan, Sumatera Selatan bagian selatan, Lampung bagian utara, sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah bagian tengah, Jawa Timur bagian timur, sebagian NTT, Kalimantan Utara bagian timur, Kalimantan Timur bagian barat, Sulawesi Selatan bagian selatan dan utara dan Papua bagian tengah;
  • Pada Maret III meliputi sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah bagian tengah, Jawa Timur bagian tengah, Kalimantan Utara bagian selatan, Kalimantan Timur bagian barat, Sulawesi Selatan bagian selatan, Sulawesi Tengah bagian tengah dan Papua bagian tengah;
  • Pada April I meliputi sebagian kecil Jawa Barat, sebagian NTT, Kalimantan Timur bagian barat, Sulawesi Tengah bagian tengah dan Papua bagian tengah.

 

Prakiraan Curah Hujan Atas 300 mm/bulan untuk Bulan April - September 2022 :

  • April - Mei 2022: curah hujan >300 mm/bulan berpeluang terjadi di Aceh, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, sebagian Kalimantan Utara, sebagian Kalimantan Timur, dan sebagian Kalimantan Tengah, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tenggara serta sebagian Papua.
  • Juni - Juli 2022: curah hujan > 300 mm/bulan berpeluang terjadi di sebagian kecil Kalimantan Selatan, sebagian Sulawesi Selatan dan Tenggara, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan Papua.
  • Agustus - September 2022: curah hujan > 300 mm/bulan berpeluang terjadi di sebagian Sumatera Utara dan Sumatera Barat, sebagian Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan Papua.

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024