Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian I Maret 2020

  • Dedy Banurea
  • 13 Mar 2020
Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian I Maret 2020

  • Analisis dan Prediksi Dinamika Atmosfer : Aliran massa udara di wilayah Indonesia umumnya didominasi angin baratan yaitu massa udara berasal dari Benua Asia. Daerah pertemuan angin terdapat di sekitar Jawa hingga Nusa Tenggara dan Papua bagian selatan. Daerah pertemuan angin ini relatif sama dibandingkan klimatologisnya. Aliran massa udara di wilayah Indonesia pada Dasarian II Maret 2020 diprediksi masih didominasi angin baratan. Daerah pertemuan angin terdapat di sekitar Jawa bagian timur, Bali, Nusa Tenggara hingga Papua bag. selatan. Analisis tanggal 10 Maret 2020 menunjukkan MJO aktif di fase 6 (Wilayah Pasifik Barat) dan diprediksi Tidak Aktif pada awal dasarian II hingga pertengahan dasarian III Maret 2020. Berdasarkan peta prediksi spasial anomali OLR, terdapat wilayah konvektif/basah di wilayah Indonesia timur pada awal dasarian II Maret 2020, kemudian diprediksi subsiden/kering di sebagian besar wilayah Indonesia pada pertengahan dasarian II hingga III Maret 2020. Dasarian I Maret 2020, ENSO berada pada kondisi Netral dan berpeluang besar akan tetap Netral hingga September 2020. Dipole Mode saat ini berada pada kondisi Negatif dan diprediksi kembali netral pada pertengahan Maret dan bertahan setidaknya hingga Mei 2020.
  • Analisis Hujan pada Dasarian I Maret 2020 : Umumnya curah hujan pada Dasarian I Maret 2020 berada kriteria Rendah (0 - 50 mm/dasarian) hingga Menengah (50 - 150 mm/dasarian). Curah hujan tinggi (>150 mm/dasarian) terjadi di Jabar bag timur, Sebagian Jateng, Jatim bag utara hingga timur, sebagian Bali, Kalbar bag timur, Sulsel bag selatan, Sulbar bag utara, Sulteng bag tengah, Sulut bag utara, Sultra bag selatan, Papua barat bag timur, dan Papua bag barat dan tengah. Sifat hujan pada Dasarian I Maret 2020 umumnya Normal hingga Atas Normal. Sifat hujan Bawah Normal terjadi di Aceh bag utara, Sumut bag utara, Riau bag selatan, sebagian Lampung, Banten bag barat, Jabar bag tengah, Jateng bag utara, Kalbar bag barat, Kalteng bag selatan, Kaltim bag timur, Sulbar bag selatan, Sulsel bag utara, Sumba bag selatan, Kupang bag barat, dan Papua bag timur.
  • Analisis Perkembangan Musim Kemarau Dasarian I Maret 2020: Berdasarkan jumlah zom, 99 % wilayah Indonesia masih mengalami musim hujan sedangkan 1% wilayah telah masuk musim kemarau. Wilayah yang telah memasuki musim kemarau meliputi pesisir timur Aceh.
  • Prakiraan Curah Hujan Dasarian Mar II - Apr I 2020 : Pada Mar II - Apr I 2020 umumnya diprakirakan curah hujan berada di kriteria menengah (50 - 150 mm/dasarian). Pada Mar II wilayah yang diprakirakan mengalami hujan kategori tinggi berada di Jabar bag timur, Jateng bag tengah, Sulsel bag utara, Sultra bag utara, Papua Barat bag timur, dan Papua bag tengah. Pada Mar III wilayah yang diprakirakan mengalami hujan kategori tinggi berada di Sulsel bag utara, Sulteng bag selatan, Sultra bag utara, Papua Barat bag timur, dan Papua. Pada Apr I wilayah yang diprakirakan mengalami hujan kategori tinggi berada di Papua Barat bag timur dan Papua bag tengah.

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024