Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian I Desember 2023

  • Kukuh Prasetyaningtyas
  • 13 Des 2023
Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian I Desember 2023

Analisis dan Prediksi ENSO dan IOD:Hasil Monitoring ENSO Dasarian I Desember 2023 menunjukkan indeks ENSO (+2.09), sedangkan IOD sebesar (+1.65). Kondisi IOD positif diprediksi bertahan hingga akhir tahun 2023 Sedangkan El Nino diprediksi terus bertahan setidaknya hingga April 2024.

Analisis dan Prediksi Angin 850mb:Aliran massa udara di wilayah Indonesia masih didominasi oleh angin timuran di selatan ekuator, namun angin baratan sudah teramati di sepanjang ekuator. Pada dasarian II Desember,aliran massa udara di wilayah Indonesia diprediksi didominasi oleh angin baratan.

Analisis OLR:Daerah tutupan awan (OLR =220 W/m2) pada dasarian I Desember 2023 terjadi Sebagian besar wilayah Indonesia, meliputi Sumatera, Jawa, Bali, NTB, Kalimantan, dan Papua bagian tengah.

Analisis dan Prediksi MJO:Analisis pada dasarian I Desember 2023 menunjukkan MJO aktif di fase 4 dan 5 dan diprediksi tidak aktif menuju fase 6 dan 7 (Pasific Barat) hingga pertengahan dasarian III Desember 2023, MJO berkaitan dengan aktivitas konveksi/potensi awan hujan di wilayah Indonesia.

Analisis dan Prediksi Kelembapan Udara (RH):Kelembapan udara permukaan berkisar 61- 73% dan diprediksi hingga Dasarian I Januari 2024 berkisar 54 - 76%, pada lapisan 850mb diprediksi berkisar 45- 77% serta pada lapisan 700 mb umumnya diprediksi 40 - 75%.

Analisis dan Prediksi Suhu:Suhu rata-rata permukaan berkisar 23 - 28°C dan diprediksi hingga Dasarian I Januari 2024 berkisar 12-29°C, Prediksi suhu minimum berkisar 9 - 27°C dan Prediksi suhu maksimum berkisar 16-32°C.

Peringatan Dini:Peringatan Dini Curah Hujan Tinggi pada klasifikasi Waspada: Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat, Papua. ; Siaga : Kabupaten di Provinsi Aceh, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat, Papua ; Awas : -
Tidak ada Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis.

Analisis Curah Hujan Dasarian I Desember 2023:Curah hujan pada Dasarian I Desember 2023 umumnya berada di kriteria rendah - menengah (0 - 150 mm/dasarian).
Sifat hujan pada Dasarian I Desember 2023 umumnya Normal hingga Normal.

Analisis Perkembangan Musim Hujan Dasarian I Desember 2023:Berdasarkan jumlah ZOM, sebanyak 42% wilayah Indonesia masuk musim hujan.
Wilayah yang sedang mengalami musim hujan meliputi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, sebagian Jambi, Bengkulu, sebagian Sumatera Selatan, Lampung bagian barat, sebagian Banten, sebagian besar Jawa Barat, sebagian besar Jawa Tengah, sebagian Jawa Timur, sebagian besar Kalimantan, sebagian Sulawesi Utara, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian Sulawesi Barat, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Maluku Utara, Papua Barat dan sebagian Papua.

Prediksi Curah Hujan Dasarian Desember Dasarian II 2023 - Januari Dasarian I 2024:Pada Desember II 2023 - Januari I 2024 umumnya diprediksi curah hujan berada di kriteria rendah - menengah (0 - 150 mm/dasarian).
Wilayah yang diprediksi mengalami hujan kategori tinggi (>150 mm/dasarian) :Pada Desember II 2023 meliputi sebagian Aceh bagian barat, sebagian Sumatera Utara bagian barat, sebagian Riau, sebagian kecil NTT, sebagian Kalimantan Barat bagian utara, sebagian Kalimantan Tengah bagian utara, sebagian Kalimantan timur bagian barat, sebagian Sulawesi Selatan bagian selatan, sebagian Maluku Tenggara, sebagian Papua Barat bagian selatan dan sebagian Papua bagian tengah.Pada Desember III 2023 meliputi sebagian Aceh bagian barat, sebagian Riau bagian barat, sebagian Kalimantan Barat bagian utara, sebagian Sulawesi Selatan bagian selatan dan sebagian Papua bagian tengah.Pada Januari I 2024 meliputi sebagian Aceh bagian barat, sebagian Riau bagian barat, sebagian Kalimantan Barat bagian utara, sebagian Sulawesi Selatan bagian selatan dan sebagian Papua bagian tengah.

Prediksi Curah Hujan Kurang Dari 100 mm/Bulan untuk Bulan Januari 2024 - Juni 2024 :

  • Januari 2024 curah hujan <100 mm/bulan berpeluang besar terjadi di sebagian sebagian Aceh bagian utara, Sumatera Utara bagian timur, sebagian Sulawesi Selatan bagian timur, dan Sebagian Sulawesi tengah.
  • Februari 2024 curah hujan <100 mm/bulan berpeluang terjadi di sebagian Aceh, Sumatera Utara, sebagian Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, sebagian kecil Papua Barat dan Papua.
  • Maret - April 2024 curah hujan <100 mm/bulan berpeluang besar terjadi di sebagian Aceh, Sumatera Utara, Banten bagian utara, Jawa Barat bagian utara, sebagian NTB, dan sebagian NTT.
  • Mei 2024 curah hujan <100 mm/bulan berpeluang terjadi di sebagian Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat bagian utara, Jawa Tengah hingga NTT, sebagian Maluku bagian selatan, sebagian Sulawesi Selatan dan Papua bagian Selatan.
  • Juni 2024 curah hujan <100 mm/bulan berpeluang terjadi di sebagian Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, lampung, Banten bagian utara, DKI Jakarta, Jawa Barat hingga NTT, sebagian Maluku bagian selatan, Papua bagian selatan, sebagian Kalimantan Selatan, dan sebagian Sulawesi Selatan.

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024