Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian I Desember 2019

  • Mohammad Ridwan
  • 13 Des 2019
Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian I Desember 2019

Analisis dan Prediksi Dinamika Atmosfer : Aliran massa udara di wilayah Indonesia didominasi angin timuran. Daerah pertemuan angin terdapat di sekitar Sumatera bagian tengah, Kalimantan, Maluku dan Papua. Pada dasarian I Desember 2019 Monsun Asia sedang aktif, diprediksi tetap aktif hingga dasarian III Desember 2019 dan berada di sekitar klimatologisnya. Monsun Australia pada dasarian I Desember 2019 juga aktif, diprediksi tetap aktif hingga dasarian III Desember 2019 dan lebih kuat dibanding normalnya sehingga berpotensi menghambat pembentukan awan di wilayah Indonesia bagian Selatan. Analisis tanggal 10 Desember 2019 menunjukkan MJO mulai aktif di fase 2 dan diprediksi tetap aktif hingga pertengahan dasarian II Desember 2019. Berdasarkan peta prediksi spasial anomali OLR, terdapat wilayah konvektif/basah yang memasuki wilayah Indonesia bagian barat yang diprediksi tetap berlangsung hingga akhir dasarian II Desember 2019. Sedangkan wilayah Indonesia bagian timur didominasi wilayah subsiden/kering hingga pertengahan dasarian II Desember 2019.

Analisis Curah Hujan pada Dasarian I Desember 2019 : Umumnya curah hujan pada Dasarian I Desember 2019 berada pada kriteria Rendah-Menengah (0-150 mm/dasarian). Curah hujan rendah (0-50 mm/dasarian) terjadi di sebagian Aceh bag utara, Sumut bag tengah, Sumsel bag timur dan tengah, Lampung bag selatan, Jateng bag barat, Jatim, Bali, NTB, sebagian NTT, Kalteng bag selatan, Kaltim bag selatan, Kalsel bag timur, Sulawesi kecuali bagian tengah, Malut, Maluku, Papua Barat bag utara serta Papua bag tengah dan selatan. Curah hujan Tinggi (>150 mm/dasarian) terjadi di pantai barat Sumut, Baturaja, Kalbar bag utara dan timur, Kalteng bag tengah, dan Balikpapan. Sifat hujan pada Dasarian I Desember 2019 umumnya Bawah Normal. Sifat hujan Atas Normal terjadi di Binjai, Padangsidempuan, Sumbar bag timur, Jambi bag timur, Baturaja, Jabar bag utara, Kalbar bag barat dan timur, Kalteng bag tengah, Kaltim bag timur, Kaltara bag barat dan Sulteng bag tengah.

Analisis Perkembangan Musim Hujan Dasarian I Desember 2019: Berdasarkan jumlah zom, 49 % wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan sedangkan 51% wilayah masih mengalami musim kemarau. Wilayah yang sudah memasuki musim hujan meliputi Aceh, sebagian Sumut, Sumbar, Riau, Jambi, Bengkulu, sebagian Sumsel, Babel, Lampung bag utara, Banten bag timur, DKI Jakarta bag timur, sebagian Jabar, sebagian Jateng, Jatim bag barat dan tengah, Lombok bag selatan, Flores bag tengah, Timor bag barat, Kalimantan, Sulut bag utara, Sulteng bag tengah, Malut, sebagian Seram dan Papua bag utara.

Prakiraan Curah Hujan Dasarian Des II 2019 - Jan I 2020 : Pada Des II 2019 - Jan I 2020 umumnya diprakirakan curah hujan berada di kriteria menengah (50 - 150 mm/dasarian). Pada Des II wilayah yang diprakirakan mengalami hujan kategori tinggi berada di sebagian Sumbar bag utara dan selatan, Bengkulu bag utara, Jambi bag timur, Kalbar bag timur dan Papua bag timur. Pada Des III wilayah yang diprakirakan mengalami hujan kategori tinggi berada di Malang, Sulsel bag tengah, Sultra bag utara dan Papua bag tengah. Pada Jan I wilayah yang diprakirakan mengalami hujan kategori tinggi berada di Papua bag tengah.

Peluang Curah Hujan Lebih dari 50 mm Dasarian Des II 2019 - Jan I 2020 :
Pada Des II terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia kecuali Bali, NTB, NTT, Sulawesi bag selatan dan Papua bag selatan; pada Des III-Jan I terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia kecuali kecuali pesisir timur Aceh dan Sumut.

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024