Analisis Dinamika Atmosfer dan Laut Dasarian II Juni 2018

  • Mohammad Ridwan
  • 24 Jun 2018
Analisis Dinamika Atmosfer dan Laut Dasarian II Juni 2018

PREDIKSI DASARIAN III JUNI 2018Aliran massa udara didominasi Angin Timuran hampir diseluruh wilayah Indonesia, kecuali sekitar Sumatera bag. utara, pola siklonik terdapat diperairan sebelah barat Sumatera, pertemuan angin berpeluang terjadi di Laut Cina Selatan yang mendukung pembentukan awan hujan di wilayah tersebut. Berdasarkan indek monsoon terdapat pengurangan pembentukan awan hujan disekitar Sumatera tengah, Kalimanatan bag.barat Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Peluang curah hujan masih terdapat di sekitar Sumatera dan Kalimantan bag.barat, tengah dan selatan.

Waspada Kurangnya Curah Hujan Dasarian III Juni 2018Wilayah dengan curah hujan rendah <50 mm terdapat di sebagian Riau, Majalengka, Cirebon Jawa Barat, Jateng bagian timur sampai Bali bag.barat, Nusa Tenggara, Papua barat bag.selatan. Sebagian besar Papua kecuali sekitar Pegunungan Jayawijaya. HTH Ekstrim > 60 hari terdapat di :
Jawa Tengah bag.utara, Jogyakarta, Jatim bagian timur, Bali dan Nusa Tenggara

Waspada Curah Hujan Tinggi Dasarian III Juni 2018Peluang curah hujan tinggi berpeluang terjadi di disekitar Bengkulu Utara, Pesisir timur Lampung, Belitung, Kalimantan Barat bag.timur dan Kalimantan Timur bag.barat, sebagian besar Sulawdsi kecuali Sulawesi Utara, sebagian kecil Maluku, Papua Barat bag.barat dan sekitar Pegunungan Jayawijaya Papua.

PREDIKSI HUJAN BULAN JULI 2018Secara umum pada kisaran menengah (0-300mm/bulan), wilayah dengan curah hujan <50 mm/bulan terdapat di sebagian kecil Riau, Jambi bag.selatan Sumsel, Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan bag.selatan, Sulawesi Selatan bag. Selatan, Sulteng bag.selatan Papua Barat bag.selatan dan Merauke Papua. Curah hujan >400mm/bulan berpeluang terjadi di sekitar Pegunungan Jayawijaya. Sifat Hujan didominasi Bawah Normal, curah hujan AN berpeluang terjadi di Aceh bag.utara, sebagian kecil Sumut bag.utara, sebagian kecil Sumbar, Bengkulu, Sumbawa bag.barat NTB, Bag.barat Kaltara, Sulbar, sebag. Sulteng, P.Buru Maluku Utara, bag.utara Papua Barat dan Papua, sekitar Peg. Jayawijaya.

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024