Analisis Dinamika Atmosfer dan Laut Dasarian II Februari 2018

  • Mohammad Ridwan
  • 24 Feb 2018
Analisis Dinamika Atmosfer dan Laut Dasarian II Februari 2018

PREDIKSI DASARIAN III FEBRUARI 2018

  • Aliran massa udara di wilayah Indonesia didominasi Angin Baratan, kecuali di wilayah Sumatera bag.utara. Pertemuan angin terjadi di sekitar perairan barat Sumatera, utara Jawa dan Kalimantan Tengah. Belokan dan pertemuan angin di Kalimantan Timur, Sulawesi bag.selatan, serta pola siklonik di wilayah Kalimantan Barat yang mendukung pembentukan awan hujan diwilayah tersebut. Berdasarkan indeks Monsun Asia dan Australia, mengindikasikan peluang penambahan curah hujan di sekitar Kalimantan bag.barat, Sumatera bag.tengah, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara; namun terdapat faktor penghambat pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia bagian timur akibat MJO yang aktif di phase 1 yang berdampak perairan Indonesia didominasi wilayah subsiden.
  • Anomali SST Indonesia diprediksi menghangat terutama di perairan barat Sumatera, Laut Jawa, Sulawesi bag.utara, dan Maluku Utara kemudian meluruh menuju kondisi normal hingga Juli 2018 ; Wilayah Nino3.4 masih berada dalam kondisi anomali negatif dan terus meluas hingga ke Pasifik Barat; dan Wilayah Samudera Hindia diprediksi hangat pada Maret 2018, kemudian berada dalam kondisi normal mulai April hingga Agustus 2018.
  • Prediksi curah hujan dasarian III Februari : Secara umum pada kisaran menengah (50-150mm/das), kecuali di Pesisir Timur Sumatera bagian utara mulai Aceh sampai Riau curah hujan diprediksi rendah (<50 mm/das).
  • Waspada Peluang Kebakaran lahan dan hutanBerpotensi tinggi di pesisir utara Sumatera mulai Aceh sampai bag.utara P.Bangka dan Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan bagian selatan dan Sulawesi Tengah bagian utara.
  • Waspada Curah Hujan TinggiBerpeluang di Jawa Barat bag,barat, Jawa Tengah bag.tengah, Jawa Timur bag. tengah dan timur, Sulawesi Tengah bagian tengah, bagian utara Sulawesi Tenggara, Kep. Maluku bag.barat, Papua bagian tengah sampai Tanah Merah.

 

PREDIKSI BULAN MARET 2018

Prediksi Curah Hujan pada kisaran menengah hingga tinggi (200 - 500mm/bulan). Curah Hujan tinggi berpeluang terjadi di pesisir Barat Aceh, Bengkulu, Lampung, Jawa, Kalimantan bagian tengah, Sulawesi bagian timur, Maluku dan Papua. Curah Hujan sangat tinggi (>500mm/bulan) berpeluang terjadi di Papua. Sifat Hujan didominasi Normal sampai Atas Normal. Wilayah Sumatera bag utara, Jawa, Kaltim dan Kaltara, sebagaian besar Sulawesi, Maluku dan Papua Barat merupakan daerah yang diprediksi akan memiliki sifat hujan Atas Normal.

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024