Analisis Dinamika Atmosfer dan Laut Dasarian I Oktober 2018

  • Mohammad Ridwan
  • 13 Okt 2018
Analisis Dinamika Atmosfer dan Laut Dasarian I Oktober 2018

PREDIKSI DASARIAN II OKTOBER 2018Aliran massa massa udara di sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi masih akan didominasi oleh Angin Timuran, kecuali di sekitar Aceh dan Sumatera Utara. Belokan angin terjadi di Sumatera Bag. utara yang mendukung pembentukan awan hujan. Indeks monsun Asia berpeluang meningkatkan pembentukan awan hujan di sekitar Kalimantan bagian barat, Sumatera bagian tengah dan Jawa bagian barat. Prediksi SST dan MJO memperlihatkan peluang curah hujan masih tinggi disekitar Sumatera bag.utara.

Waspada Kurangnya Curah Hujan Dasarian II Oktober 2018Wilayah dengan curah hujan rendah <50 mm terdapat bag.selatan Sumatera mulai Sumsel bag.timur, Bangka Belitung, Lampung, Jawa, Bali, Nusra, bag.selatan Kalimantan dan Sulawesi, Pulau Buru, dan bag. selatan Merauke.

Peluang Curah Hujan Tinggi Dasarian II Oktober 2018Wilayah dengan curah hujan tinggi >100 mm berpeluang terjadi disekitar Pesisir barat dan tengah Sumatera bag.utara (Aceh sampai bagian tengah Bengkulu), Kalimantan Barat dan Kaltim bag.barat, Mamuju Sulbar, Papua Barat sekitar Kepala Burung dan Papua bag.tengah dan utara.

PREDIKSI HUJAN BULAN NOVEMBER 2018Umumnya curah hujan pada kisaran tinggi dan menengah (300- 500 mm/bulan). Curah hujan tinggi berpeluang terjadi disekitar Pesisir barat Sumatera mulai Aceh sampai Bengkulu, Kalimantan Barat bag. Barat, dan Pegunungan Jayawijaya, Curah hujan rendah <100mm/bulan berpeluang terjadi disekitar Bali Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan bag, Selatan dan bagian selatan Sulawesi Tenggara. Sifat Hujan atas normal diprediksi di sebagian besar Sumatera khususnya di pesisir barat dan tengah, bagian barat Kaltara, sebagian besar Sulawesi Tengah, Gorontalo, Manokwari dan Pegunungan Jayawijaya. Sifat hujan bawah Normal di selatan Jabar, sebagian besar Jateng, Jatim, Bali, Nusa tenggara, bagian selatan Kalimantan, bagian selatan Sulawesi, bagian timur Maluku dan sebagian selatan Papua.

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024