Analisis Dinamika Atmosfer dan Laut Dasarian I April 2018

  • Mohammad Ridwan
  • 13 Apr 2018
Analisis Dinamika Atmosfer dan Laut Dasarian I April 2018

PREDIKSI DASARIAN II APRIL 2018

Aliran massa udara di Indonesia semakin didominasi oleh Angin Timuran yang meluas sampai Sumatera bagian Tengah, Kalimantan bagian selatan, Sulawesi bagian selatan. Pertemuan angin terjadi di Sumatera bagian utara, Kalimantan bagian utara, Sulawesi Utara, Maluku Utara sampai Papua bagian tengah, serta belokan angin terjadi di Sumatera bag.tengah, Kalimantan, SulSel dan Sultra dan Maluku yang mendukung pembentukan awan hujan diwilayah tersebut. Indeks Monsun Asia dan Autralia mengindikasikan adanya peluang pengurangan curah hujan di Kalimantan bagian barat, Sumatera bagian tengah dan Jawa bag. barat, Jawa bag. timur, Bali dan Nusa Tenggara. Dampak MJO yang aktif di perairan Afrika menyebabkan wilayah perairan Indonesia didominasi wilayah subsiden yang menghambat pembentukan awan hujan dari proses konvektif diawal dasarian II sedangkan mulai pertengahan Das II April ada peningkatan pertumbuhan awan disekitar Sumatera bagian utara.

  • Waspada Kurangnya Curah Hujan Dasarian II AprilCurah Hujan rendah (20-50mm) terdapat di sekitar Aceh bag. timur, Pesisir utara Jateng bag.timur, Jatim bagian utara dan timur, Bali dan Nusa Tengara, sebagian Kalsel bagian selatan, dan Sulsel, Pesisir utara Papua
  • Waspada Curah Hujan Tinggi Dasarian II AprilPeluang Curah hujan tinggi terdapat dipesisir barat Sumatera mulai Aceh sampai Bengkulu, Kalimantan Barat bag. utara, Sulawesi tengah bag. barat, Papua barat dan Papua bagian tengah

PREDIKSI HUJAN BULAN MEI 2018

Sebagian besar pada kisaran 100-300mm. Curah hujan rendah (50-100 mm) berpeluang terjadi di Nusa Tenggara dan Papua bag. utara, Curah hujan tinggi (300-400mm), berpeluang di bag. utara Kaltara, bagian barat Sulawesi Barat, Papua Barat dan Papua. Curah hujan >400mm berpeluang besar terjadi disekitar Pegunungan Jayawijaya. Sifat Hujan Atas Normal (AN) berpeluang di sekitar Aceh, Sumut bag.utara, Lampung bag. selatan, sebagian Jawa, Kalimantan bag. utara, sebagian Bali, NTB dan sebagian NTT, sebagian besar Sulawesi kecuali Sulsel, P. Buru dan P. Halmahera, Papua Barat dan Papua bag. utara dan tengah. Sifat Hujan Bawah Normal (BN) diprediksi terjadi di Aceh, Sumut, Sumbar, Jambi, Sumsel, Kalbar dan Kalteng, Jateng bag.tengah, Sulsel, P. Timor bag.utara dan bagian selatan Papua.

Anomali SST Wilayah Nino3.4 mulai pertengahan April 2018 diprediksi La Nina akan berakhir, dan kembali ke kondisi netralnya sampai akhir tahun 2018. Wilayah perairan Indonesia cendrung ke kondisi netral sedangkan wilayah Samudera Hindia pada bulan April dan Mei diprediksi akan menghangat terutama dibagian utara.

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024