Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian II Januari 2022

  • Mohammad Ridwan
  • 23 Jan 2022
Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian II Januari 2022

Analisis dan Prediksi ENSO dan IOD

Indeks ENSO pada dasarian II Januari 2022 menunjukkan ENSO dalam kondisi La Nina. BMKG memprakirakan kondisi ENSO La Ni�a Lemah hingga Moderat akan berlangsung hingga Juni-Juli-Agustus 2022. Sedangkan Indeks Dipole Mode menunjukkan kondisi IOD Netral dan diprakirakan akan netral setidaknya hingga Juli 2022.

Analisis dan Prediksi Angin 850mb

Aliran massa udara di wilayah Indonesia umumnya didominasi angin baratan. Daerah belokan angin terdapat di bagian utara ekuator dan di sekitar ekuator. Terdapat belokan angin di sebelah barat Sumatera. Pola aliran massa udara umumnya relatif sama namun lebih kuat dibandingkan dengan normalnya. Prediksi dasarian III Januari?, aliran massa udara di wilayah Indonesia diprediksi akan didominasi oleh angin baratan. Belokan angin diprediksi terjadi di sebelah barat Sumatera.

Analisis OLR

Daerah pembentukan awan (OLR = 220 W/m2) terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia. Dibandingkan dengan klimatologisnya, tutupan awan di wilayah Indonesia umumnya lebih banyak daripada normalnya terutama di wilayah tengah hingga timur Indonesia.

Analisis dan Prediksi MJO

Analisis pada tanggal 20 Januari 2022 menunjukkan MJO tidak aktif dan diprediksi akan tetap tidak aktif hingga awal dasarian I Februari 2022. Prediksi anomali OLR secara spasial menunjukkan bahwa potensi pertumbuhan awan relatif basah dibanding biasanya terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia hingga pertengahan dasarian I Februari 2022.

Analisis dan Prediksi Kelembapan Udara Relatif (RH)Dasarian II Januari 2022, kelembapan udara relatif (relative humidity) pada lapisan permukaan umumnya di atas 80%. Kelembapan udara relatif permukaan diprediksi umumnya di atas 85% dan terjadi hingga Dasarian II Februari 2022.

Analisis dan Prediksi Suhu

Dasarian II Januari 2022, suhu rata-rata permukaan berkisar 22-27°C dan diprediksi dasarian III Januari 2022 hingga dasarian II Februari 2022 berkisar 20-28°C. Pada dasarian II Januari 2022 hingga dasarian I Februari 2022, suhu minimum diprediksi berkisar 20-27°C dan suhu maksimum diprediksi umumnya berkisar 23-32°C.

Peringatan Dini

Tidak ada peringatan dini kekeringan meteorologis. Beberapa kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Papua berpotensi mengalami curah hujan tinggi pada klasifikasi waspada hingga siaga untuk dua dasarian ke depan.

Analisis Curah Hujan Dasarian II Januari 2022 :- Curah Hujan umumnya pada kriteria menengah (75 - 150 mm/dasarian).
- Sifat hujan umumnya Normal hingga Atas Normal.

Analisis Perkembangan Musim Hujan Dasarian II Januari 2022 :

Berdasarkan jumlah ZOM, sebanyak 95,61 % wilayah Indonesia sudah masuk musim hujan. Wilayah yang sedang mengalami musim hujan meliputi, P. Sumatera, sebagian besar P. Jawa, Bali, sebagian besar NTB, NTT, P. Kalimantan, sebagian besar Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, sebagian besar Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara bagian selatan - barat, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat bagian utara, dan Papua.

Prakiraan Curah Hujan Dasarian Januari III - Februari II 2022:

Pada Jan III - Feb II 2022 umumnya diprakirakan curah hujan berada di kriteria rendah - menengah (0 - 150 mm/dasarian). Wilayah yang diprakirakan mengalami hujan kategori tinggi (>150 mm/dasarian) : Pada Jan III meliputi NTT bagian selatan, Kalimantan Timur bagian utara, sebagian Kalimantan Utara, dan Papua bagian tengah. Pada Feb I dan Feb II meliputi Banten bagian barat, Jawa Barat bagian timur, Sulawesi Tenggara bagian timur dan Papua bagian tengah.

Prakiraan Curah Hujan Atas 300 mm/bulan untuk Bulan Februari - Juli 2022 :

Februari - Maret 2022, curah hujan >300 mm/bulan berpeluang terjadi di sebagian P. Jawa, Bali, sebagian NTB, sebagian NTT, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Utara, sebagian Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan bagian barat daya dan bagian utara, dan sebagian Papua.

April 2022 : curah hujan > 300 mm/bulan berpeluang terjadi di sebagian Aceh, Kalimantan Tengah bagian utara, Kalimantan Utara bagian selatan, sebagian Kalimantan Timur, sebagian Sulawesi Selatan, dan sebagian Papua.

Mei 2022 : curah hujan > 300 mm/bulan berpeluang terjadi di Kalimantan Timur bagian barat, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan sebagian Papua.

Juni - Juli 2022 : curah hujan > 300 mm/bulan berpeluang terjadi Kalimantan Selatan bagian selatan, Pulau Sulawesi bagian selatan, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat, dan sebagian Papua.

- Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024