Workshop Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2023

  • Rachmat Hidayat
  • 16 Feb 2023
Workshop Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2023

Jakarta - Kamis (16/2), Biro Perencanaan BMKG menggelar Workshop Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), dengan mengangkat tema "Dengan Implementasi SAKIP, Kita Tingkatkan Kinerja BMKG Yang Transparan Dan Akuntabel" di ballrom Hotel Holiday inn.

SAKIP adalah Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan, dimana sistem ini merupakan intgrasi dari sistem perencanaan, sistem penganggaran dan sistem pelaporan kinerja yang selaras dengan pelaksanaan sistem akuntabilitas keuangan.

Kegiatan yang di laksanakan secara hybrid (offline dan online) selama 2 hari (16/17 Februari 2023) diikuti 40 peserta secara offline dan 190 peserta secara online dari Tim Taskforce LAKIP Pusat dan STMKG, Tim Taskforce LAKIP BBMKG Wilayah I-V dan Auditor, secara resmi di buka oleh Kepala Biro Perencanaan Aries Erwanto mewakili Sekretaris Utama BMKG.

Tujuan Workshop SAKIP TA. 2023 adalah untuk mensosialisasikan implementasi SAKIP pada seluruh Unit Kerja baik pusat maupun daerah dalam mendukung persentase peningkatan nilai rata-rata evaluasi SAKIP BMKG yang saat ini pada predikat "BB" (Sangat Baik) menuju A (Memuaskan).

Dalam Sambutannya, Aries Erwanto menuturkan bahwa salah satu langkah konkret yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan akuntabel serta memiliki produktivitas yang semakin baik di lingkungan instansi pemerintah, maka diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan terukur melalui penyusunan laporan kinerja instansi pemerintah (LAKIP) yang merupakan bagian dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) diatur dan diamanatkan dalam PP No. 29 Tahun 2014.

lebih lanjut Aries Erwanto menyampaikan Setiap Tahun KemenPAN dan RB melakukan Evaluasi atas implementasi SAKIP pada seluruh K/L untuk mengukur perkembangan implementasi SAKIP serta melakukan Pembinaan yang berkesinambungan di seluruh instansi pemerintah.

Aries Erwanto menjelaskan Hasil evaluasi atas AKIP BMKG pada tahun 2021 atas laporan kinerja 2020 adalah 73,77 atau masuk dalam kategori Predikat "BB" (sebagai catatan hasil evaluasi tahun 2022 atas laporan kinerja 2021 masih dalam proses penilaian KemenPAN dan RB).

"Namun hal ini masih belum cukup karena kita harus terus meningkatkan dan melakukan perbaikan implementasi SAKIP dengan lebih mengefektifkan penerapan budaya kerja ditiap unit kerja BMKG serta melaksanakan hasil rekomendasi dari KemenPAN dan RB atas Evaluasi AKIP BMKG" tegas Aries Erwanto

Diharapkan dengan Workshop SAKIP Tahun 2023 diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas kinerja serta kemampuan dalam pengawasan internal instansi pada satuan kerja di lingkungan BMKG, selain itu melalui implementasi SAKIP di BMKG sebagai salah satu langkah untuk mendukung Good And Clean Goverment, tutur Aries Erwanto menutup sambutannya melalui Zoom Meeting.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024