Sosialisasi Penguatan kegiatan Kehumasan dan Pentingnya Publikasi bagi Generasi Milenial dan Gen Z di UPT BMKG

  • Valdez Dwi Hapsah Oktavianey
  • 20 Okt 2023
Sosialisasi Penguatan kegiatan Kehumasan dan Pentingnya Publikasi bagi Generasi Milenial dan Gen Z di UPT BMKG

Lampung, 18 Oktober 2023 - Dalam rangka memperkenalkan peran Kehumasan serta pentingnya Publikasi Lembaga, Biro Hukum dan Organisasi yang diwakili oleh Koordinator Bidang Humas, Taufan Maulana dan Sub Koordinator Bidang Humas Dwi Rini Endra Sari melakukan Sosialisasi penguatan Kehumasan kepada sejumlah pegawai "Milenial dan Gen Z" di Stasiun Meteorologi, Raden Inten II, Lampung.

Penguatan Kegiatan Kehumasan yang dilakukan di Lampung menjadi Langkah awal yang dilakukan Humas BMKG dalam rangka membangun kesadaran akan pentingnya fungsi Kehumasan di UPT daerah.

Taufan Maulana menyebutkan bahwa Peran Humas di Daerah sangat dibutuhkan, dan secara tidak langsung setiap pegawai yang bekerja di UPT BMKG pasti sudah melaksanakan Fungsi-fungsi Kehumasan. Seperti penyebarluasan informasi dengan membuat produk-produk publikasi, dokumentasi, promosi, edukasi, literasi ataupun kegiatan koordinasi bersama stakeholder setempat yang selalu beririsan pada 4 platform utama informasi yaitu, media massa, media sosial, jejaring dan komunitas, serta kegiatan bersama wartawan di daerah masing-masing.

Hal tersebut menurutnya, menjadi bukti bahwa Tugas Humas menjadi sangat penting dan dibutuhkan untuk membangun reputasi positif bagi BMKG, sehingga diharapkan dengan sosialisasi ini, masing-masing UPT daerah dapat meningkatkan dan memaksimalkan potensi SDM yang mempunyai keahlian di Bidang Kehumasan.

Taufan juga mengingatkan bahwa psikologi menjadi aspek yang sangat penting dalam berbicara di depan umum, dan bahwa pengendalian diri sangat krusial setelah teknis penyampaian. Beliau menegaskan pentingnya Tugas Humas dalam membangun reputasi positif bagi BMKG. "Kalo Kita Tidak Bisa Menguasai Diri, Kita Tidak Bisa Menguasai Acara" Imbuh Taufan.

Taufan Menambahkan, bahwa penguatan Kegiatan Kehumasan di Daerah juga akan dilakukan secara berkesinambungan, SDM yang memiliki keahlian di Bidang Kehumasan bisa mendapatkan workshop atau semacamnya, seperti halnya workshop Jurnalistik, Public Speaking, Photografi, maupun Desain Grafis, sehingga skill yang mereka miliki bisa berkembang dengan baik sesuai dengan perubahan zaman yg semakin maju, berorientasi pada pasar sekaligus menjawab keinginan dan ekspetasi masyarakat luas terhadap informasi BMKG.

Selain itu Dwi Rini Menjelaskan pentingnya Jurnalistik dan Media Sosial bagi para UPT daerah bahwa penulisan berita dan konten media sosial membantu tenaga teknis dalam menyampaikan informasi kepada khalayak dan media. Sosialisasi ini diharapkan akan membantu UPT daerah meningkatkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) dalam keahlian Jurnalistik dan Media Sosial untuk penyebaran informasi cuaca kepada khalayak.

Kedepannya, Kegiatan Penguatan Kehumasan ini akan terus di gerakkan dengan tujuan untuk penguatan layanan Diseminasi Informasi MKG, supaya informasi yang disampaikan oleh BMKG bisa diterima secara cepat, tepat, dan mudah dipahami oleh masyarakat.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024