SLI Menyapa Indonesia Timur, Ketahanan Pangan Meningkat

  • Dwi Rini
  • 02 Jul 2018
SLI  Menyapa Indonesia Timur, Ketahanan Pangan Meningkat

Kupang, 29 Juni 2018 - Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang menggelar kegiatan Sekolah Lapang Iklim (SLI) Tahap III Tahun 2018 yang pesertanya terdiri dari 5 kelompok tani di Desa Boentuka, Kab. Timor Tengah Selatan (TTS).

Acara pembukaan ini dihadiri oleh Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG, Kepala Balai Besar Wilayah III MKG, Kepala Bidang Informasi Iklim Terapan BMKG, para KUPT se-Nusa Tenggara Timur, Ketua Komisi II DPRD Kab. TTS, Sekretaris Dinas Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikutura dan Perkebunan Kab. TTS serta perwakilan dari Pemda Provinsi NTT maupun Kab. TTS. Selain itu, turut menghadiri para tamu undangan dari negara Timor Leste antara lain, General Secretary of Ministry Agriculture and Fisheries (MAF), The Global Climate Change Alliance Programme in Timor Leste (GCCA-TL), Director National of Meteorology and Geophysics Timor Leste serta Sekretaris Konsulat Timor Leste di Kupang sebagai bagian dari implementasi kerjasama antara Pemerintah RI dan Timor Leste. Lebih kongkretnya BMKG telah menularkan konsep SLI ke negara tetangga tersebut sejak tahun 2015 diawali pelaksanaan SLI Tahap I di Dilli dan Ermera hingga Tahap III pada tahun ini.

Dalam sambutan Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikutura dan Perkebunan Kab. Timor Tengah Selatan yang diwakili oleh Sekretaris Dinas, Bapak Frans Nitsae mengatakan bahwa pemerintah daerah setempat mengapresiasi atas dipilihnya lokasi Kab. TTS untuk kegiatan Sekolah Lapang Iklim. Lanjutnya, Kab. TTS merupakan salah satu lumbung padi di NTT namun semakin hari petani merasakan adanya pergeseran kearifan lokal (local wisdom) sehingga semakin menyulitkan petani untuk melakukan penanaman. Harapannya, adanya kegiatan ini membuat petani agar lebih peduli dengan informasi iklim yang dikeluarkan BMKG sehingga kedepannya hasil produktivitas padi daerah semakin meningkat.

Bapak Cesar Jose Da Cruz selaku General Secretary of Ministry Agriculture and Fisheries (MAF) Timor Leste juga menambahkan bahwa di negara Timor Leste juga mempunyai benih padi yang sama dengan di Indonesia, iklimnya pun hampir tidak berbeda jauh dengan kondisi iklim di Daratan Timor NTT. Oleh karena itu Timor Leste akan ikut berpartisipasi belajar bersama-sama dalam kegiatan Sekolah Lapang Iklim ini dengan mengirimkan 13 perwakilan sebagai tindak lanjut dari MoU yang telah dimiliki oleh Timor Leste dan BMKG.

Dalam sambutan pembukaan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika yang dibacakan oleh Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan, Bapak Guswanto, M.Si mengatakan Ketahanan pangan nasional merupakan hal yang sangat penting bagi keberlangsungan suatu bangsa. Sementara itu, kejadian iklim ekstrim semakin sering terjadi pada dekade terakhir ini yang menimbulkan banyak kerugian terhadap berbagai sektor, termasuk sektor pertanian. Kejadian penyimpangan (anomali) iklim ditengarai sangat mungkin berulang kembali pada tahun dan musim mendatang sehingga menuntut kesiap siagaan kita, baik dari sisi kami (BMKG) sebagai penyedia informasi peringatan dini iklim ekstrim, juga dari sisi (Bapak/Ibu) para petugas penyuluh pertanian, yang berbekal informasi iklim dari BMKG bersentuhan langsung dengan petani.

BMKG sejak tahun 2011 telah menyelenggarakan kegiatan Sekolah Lapang Iklim (SLI) secara bertahap di provinsi sentra pangan Indonesia sebagai bentuk literasi iklim guna mengurangi dampak resiko iklim ekstrim. Melalui Sekolah Lapang Iklim ini BMKG juga telah menjadi contoh sukses pelaksanaan program literasi iklim di negara kawasan ASIA-PASIFIK terhitung sejak tahun 2015. Bahkan dengan Timor Leste didukung pendanaan dari Global Climate Change Alliance Programme in Timor Leste (GGCA-TL) secara rutin dalam 4 tahun terakhir ini. Dengan perluasan jangkauan SLI di kancah internasional menunjukkan bahwa BMKG dalam hal ini Pemerintah Indonesia telah berperan aktif dan turut berkontribusi membantu negara lain dalam pengelolaan informasi iklim untuk mendukung ketahanan pangan.

 

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024