Rekonsiliasi Data Meteorologi dan Klimatologi Balai V Jayapura

  • Rachmat Hidayat
  • 04 Feb 2022
Rekonsiliasi Data Meteorologi dan Klimatologi Balai V Jayapura

Jayapura -Rabu (3/2/22), BBMKG Wilayah V Jayapura tak hanya menyelenggarakan Rekonsiliasi Keuangan dan BMN, Juga menggelar Acara Rekonsiliasi Data Meteorologi Dan Klimatologi Dilingkugan Balai V Jayapura dengan tema "Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Data Meteorologi dan Klimatologi Untuk Mencapai Layanan Informasi Cuaca dan Iklim yang Cepat, Tepat, Akurat, Luas dan Mudah Dipahami" yang dibuka secara resmi oleh Plt. Deputi Bidang Klimatologi Dr. Urip Haryoko di Ballroom Lantai 10 Swis Belhotel Jayapura.

Rekonsiliasi Data Meteorologi Dan Klimatologi Dilingkungan Balai V Jayapura dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas data Meteorologi dan Klimatologi di Papua dan Papua Barat. Kegiatan rekonsiliasi data ini merupakan upaya untuk memperbaiki kualitas data namun tetap berpegang kepada aturan yang berlaku yang didasari melalui Perka BMKG No. 15 tahun 2014 tentang tugas pokok dan fungsi Balai Besar MKG serta Perka nomor 38 tahun 2006 tentang tata cara tetap pengamatan, pelaporan dan pengarsipan Meteorologi dan Permukaan.

Tato Agustinus menyampaikan upaya yang diharapkan dalam rekon data ini menjadi solusi dengan mereformat laporan bulanan hasil pengamatan meteorologi permukaan selain itu dengan memfasilitasi penggunaan teknologi IT yang sama keseluruh UPT dengan Aplikasi SynopApp.

"Menurutnya Aplikasi SynopApp dinilai sangat bermanfaat dan dapat meringankan beban kerja observer di UPT dengan sekali input data hasil pengamatan untuk berbagai aplikasi yang di tuju seperti CMSS, BMKGsoft, AFTN serta penyimpanan sebagai arsip. Pabila telah melalui tahapan uji operasi dan evaluasi sangat mendukung operasionalisa, Aplikasi SynopApp akan di sahkan ", paparnya.

Sementara, Urip Haryoko sangat apresiasi atas terselenggaranya Rekon data yang mana baru kali pertama penyelenggaraan bersamaan dengan rekonsiliasi keuangan dan BMN di tempat yang sama pula.

"berharap dengan rekon data Meteorologi Dan Klimatologi dilingkungan Balai V Jayapura dapat Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Data Meteorologi dan Klimatologi Untuk Mencapai Layanan Informasi Cuaca dan Iklim yang Cepat, Tepat, Akurat, Luas dan Mudah Dipahami", tegasnya

Menurutnya, dengan rekon data Meteorologi Dan Klimatologi Balai V Jayapura tujuan akhirnya adalah tersedianya data realtime. "data rescue/penyelamatan data sangat dibutuhkan hingga 10 atau 20 tahun masa yang akan datang". tegasnya

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • 127 km Tenggara KAB-MALANG-JATIM
  • tidak berpotensi TSUNAMI
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024