Penutupan Online Training on Ocean Forecast System-OFS

  • Ayu Isrianti Putri
  • 20 Agu 2021
Penutupan Online Training on Ocean Forecast System-OFS

Jakarta, (20/8) - Penyelenggaraan Training on Ocean Forecast System (OFS) yang merupakan kerjasama antara BMKG dengan Ocean Teacher Global Academy (OTGA) selama 2 (dua) minggu resmi ditutup hari ini. Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Drs. Maman Sudarisman, DEA resmi menutup kegiatan yang sudah berlangsung mulai dari tanggal 9 Agustus 2021.

Turut hadir dalam virtual zoom Dr. Greg Reed selaku Program Manager IOC-OTGA, Ibu Nurhayati selaku Komite Organisasi OTGA STC Indonesia, Eko Prasetyo, MT Selaku Kepala Pusat Meteorologi Maritim dan para partsipan yang terdiri dari Bangladesh, India, Iran, Islamic Republic, Malaysia, Mynmar, Oman, Pakistan, Filipina, Russian Federation, Saudi Arabia, South Africa, Srilanka, dan Indonesia.

Dr. Greg Reed selaku Program Manager IOC-OTGA sangat mengapresiasi para tim trainer dari OTGA dan Pusdiklat BMKG karena sudah memberikan pelatihan secara komprehensif dan sudah berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka terkait prediksi sistem dasar laut (Ocean Forecast System). Dr Greg juga menyampaikan selamat kepada peserta Training yang sudah berhasil menyelesaikan pelatihan ini dengan baik.

Tujuan dari Training ini adalah pembelajaran Sistem Prediksi dasar laut yang diharapkan para peserta training dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk memvisualisasikan dan memanfaatkan keluaran model sehingga mereka dapat menerapkan pengetahuan yang mereka peroleh di negara asal mereka.

Sistem ini menyediakan informasi penting tentang sirkulasi laut, suhu laut, gelombang laut, arus laut, salinitas da n permukaan laut dalam hal mendukung informasi cuaca laut dan jasa. Produk OFS dibutuhkan di banyak sektor seperti perikanan, kelautan,transportasi, pariwisata, pembangunan dan infrastruktur laut, ilmu kelautan, survei kelautan, minyak dan gas, pelacakan tumpahan minyak dan benda, serta Search and Rescue

program pelatihan akan dapat diterapkan serta meningkatkan pengembangan kapasitas dan meningkatkan efisiensi untuk mendukung meteorologi laut di masa mendatang.

Saat ini, peran BMKG sebagai Center of Excellence dan menuju untuk mengimplementasikan BMKG Corporate University, dimana BMKG memberikan kesempatan yang lebih luas kepada peserta didik untuk menerapkan apa yang telah dipelajarinya sehingga dapat meningkatkan prestasi kerja. Lebih banyak dan fokus pada pembelajaran berbasis proyek (PBL) dan belajar berdasarkan pengalaman supaya pembelajaran tersebut menjadi kegiatan yang lebih bermakna.

Dengan menyukseskan Pelatihan OTGA OFS ini, BMKG juga turut andil dalam memenuhi misi IOC dalam pengembangan kapasitas dan mendukung pencapaian tujuan SDG 13 di bidang kehidupan bawah air dan program terkait perubahan iklim. Ini dapat mendorong pencapaian SDGs dan visi Dekade Ilmu Kelautan PBB untuk Pembangunan Berkelanjutan.

selain itu, Ibu Nurhayati selaku Komite Organisasi OTGA Specialized Training Center (STC) Indonesia juga berterima kasih karena ini merupakan pelatihan pertama kali yang diselenggarakan oleh BMKG selaku Indonesia OTGA STC dan berlangsung dengan lancar. para peserta turut aktif dan sangat antusias dengan materi yang diberikan secara online sehingga dengan training ini para peserta dapat mengembangkan network.

Di akhir sambutannya Kepala Pusdiklat BMKG, Maman Sudarisman juga mengapresiasi para penyelenggara, Trainer, Instruktur dan Tim atas kontribusi dan partisipasinya dalam memfasilitasi pelatihan dari mulai penyiapan materi sampai tahap sinkronisasi sehingga pelatihan ini bisa berjalan dengan lancar.

Beliau berharap Metodologi OFS yang sudah dipelajari dapat dipahami dan diimplementasikan peserta di masing-masing Negara, sebagaimana kita ketahui bahwa Implementasi OFS di masing-masing negara mempunyai kondisi yang berbeda. Tantangan apapun bisa terjadi dalam perjalanan ke depan. maka dari itu dengan pelatihan ini masing-masing peserta bisa memperkuat jaringan dengan sesama peserta pelatihan dengan berbagi pengalaman, berbagi kemampuan analisis dan kemampuan implementasi dengan peserta lain.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024