Penutupan Rakornis BMKG Tahun 2020

  • Ayu Isrianti Putri
  • 28 Agu 2020
Penutupan Rakornis BMKG Tahun 2020

Jakarta, 28 Agustus 2020 - Rapat koordinasi Teknis (Rakornis) tahun 2020 secara virtual resmi ditutup hari ini, Jumat 28/8. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari dari tanggal 26 dan 28 Agustus 2020 ini berjalan dengan sukses dan lancar. Pada penyelenggaraannya kegiatan rakornis Tahun 2020 dihadiri oleh 296 peserta yang terdiri dari BMKG Pusat dan UPT daerah.

Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto, M.Si selaku ketua panitia pelaksana Rakornis 2020 dalam laporan penutupannya menyambut baik pelaksanaan kegiatan rakornis kali ini, terlihat dari interaksi yang tinggi dari para peserta selama kegiatan berlangsung. Guswanto berharap dengan pelaksanaan kegiatan Rakornis 2020 para peserta dapat mempelajari, memahami serta melaksanakan yang didapat dari hasil Rakornis terutama dari hasil rekomendasi yang didapat dari kegiatan ini.

Rakornis tahun 2020 dilaksanakan dalam rangka implementasi fungsi Koordinasi antar pusat dan daerah dalam hal perencanaan, program dan penganggaran, pelaksanaan anggaran dan pengadaan barang dan jasa serta pengendalian dan pengawasan Program Kegiatan TA 2021, sehingga dapat mewujudkan layanan BMKG yang cepat, tepat, akurat, luas jangkauan dan mudah dipahami untuk rakyat Indonesia dalam adaptasi penyesuaian baru. Adapun beberapa materi yang disampaikan pada Rakornis tahun 2020 antara lain :

  1. Penyampaian arah dan kebijakan Pembangunan Nasional BMKG TA 2020 oleh Kepala BMKG
  2. Penyampaian Konsep BMKG Smart Organization oleh Narasumber Ahmad Juniarto
  3. Penyampaian arah dan kebijakan Pembangunan di Unit Organisasi Eselon 1 (Sekretariat Utama, Kedeputian Bidang dan Satker Mandiri) sebagai tindaklanjut arah dan kebijakan Kepala BMKG dan persiapan penyusunan Program dan alokasi anggaran Tahun 2021.

Di hari kedua penyelengaraan kegiatan Rakornis 2020, kegiatan diisi dengan beberapa pemaparan terkait kebijakan Teknis Program dan Penganggaran Tahun 2021 oleh Kedeputian Inskalrekjarkom, Sekretaris Utama, Pusdiklat, STMKG, Puslitbang dan Inspektorat dan dilanjutkan dengan tanya jawab di setiap sesinya.

Dalam sambutan penutupan Rakornis, Sekretaris Utama BMKG, Ir. Dwi Budi Sutrisno, M.Sc mengucapkan terima kasih kepada semua semua pihak mulai dari KAUPT dan Panitia yang sudah bekerja keras dan terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini sehingga menumbuhkan interaksi serta antusiasme yang tinggi dari para peserta.

Dengan diselenggarakannya kegiatan diskusi internal ini, Dwi Budi meyakini dapat mewujudkan BMKG yang smart dan berkelas dunia dengan sistem Social Enterpreunership. Beliau juga berharap semua pihak di BMKG dapat mewujudkan konsolidasi dan koordinasi internal untuk dapat mempelajari serta menetapkan tindak lanjut dari hasil Rakornis Tahun 2020.

Di akhir sambutannya Dwi Budi berpesan, untuk terus berkomitmen bekerja secara profesionalitas khususnya pada masa Pandemic Covid 19 khususnya dalam melayani masyarakat, bangsa dan Negara dalam memberikan pelayanan informasi MKG sehingga dapat menyelamatkan dan menejahterakan masyarakat Indonesia.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024