Pelatihan Teknis Peralatan Klimatologi dan Pelatihan Teknis Jaringan Komunikasi

  • Rachmat Hidayat
  • 26 Feb 2020
Pelatihan Teknis Peralatan Klimatologi dan Pelatihan Teknis Jaringan Komunikasi

Bogor - Selasa (25/2), Deputi Bidang Inskalrekjarkom BMKG Dr. Widada Sulistya, DEA membuka dua kegiatan pelatihan sekaligus yakni Pelatihan Teknis Peralatan Klimatologi dan Pelatihan Teknis Jaringan Komunikasi yang diselenggarakan Pusat Pendidikan dan Pelatihan BMKG di Gedung Serbaguna Citeko Bogor.

Masing-masing memiliki tujuan pelatihan antara lain, Pelatihan Teknis Peralatan Klimatologi adalah untuk membentuk pegawai yang professional yang mampu secara konsep dan praktek dalam memahami persiapan dan pemanfaatan serta penggunaan peralatan klimatologi.

Sedangkan untuk Pelatihan Teknis Jaringan Komunikasi agar peserta mampu meningkatkan kemampuan teknisi dalam membuat aplikasi berbasis web dengan menggunakan data terbuka BMKG, dapat menggunakan VPS sebagai web hosting, file server atau application server untuk menunjang kebutuhan diseminasi informasi MKKUG.

saat ini semua orang di manjakan teknologi yakni smartphone, apapun kita butuhkan bisa kita peroleh, begitu mudah layanan yang diberikan, ujar Widada dalam sambutan dan arahannya pada acara pembukaan pelatihan.

oleh karenanya teknologi informasi begitu pesat dan masif pemanfaatannya, membuat publik mempunyai user experience yang banyak terhadap kemudahan akses informasi maupun kemudahan menerima layanan. apalagi tuntutan publik akan pelayanan pemerintah yang tepat waktu, dan transparan sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk merealisasikan, papar Widada.

berharap BMKG kedepannya bisa dan dapat melayani masyarakat melalui diseminasi informasi MKKuG melalui jaringan komunikasi teknologi. Teknisi saat ini harus dapat menguasai otomatisasi, Big Data, Artificial Inteligen, Internet of Thing dan ini adalah ciri-ciri revolusi industri 4.0 dan segalanya mengarah kesini, tegas widada.

Dua pelatihan dikuti 60 peserta yang berasal dari UPT Daerah dilingkungan Balai I s/d V dari tanggal 24 Februari - 1 Maret 2020 dengan agenda pelatihan yaitu Sosiokultural dan Teknis, Pelatihan teknis ini dilaksanakan dengan jumlah jam pelajaran sebanyak 57 JP.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024