Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Tahun 2019

  • Rachmat Hidayat
  • 25 Feb 2019
Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Tahun 2019

Citeko Bogor - Senin (25/2), Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa yang mengatur Sumber Daya Manusia dalam pengadaan barang dan jasa harus memiliki kompetensi dibidang pengadaan barang dan jasa. Hal ini di diutarakan Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan BMKG Drs. Maman Sudarisman, DEA dalam sambutan Pembukaan Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Tahun 2019 di Gedung Serbaguna Citeko Bogor.

Lebih lanjut, Kapusdiklat BMKG menyampaikan bahwa PPK, Pokja, Pemilihan/Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa yang di jabat oleh Aparatur Sipil Negara atau TNI/POLRI harus memiliki Sertifikat kompetensi pengadaan barang dan jasa. Berdasarkan peraturan tersebut maka Pusdiklat BMKG bekerjasama dengan Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan /LKPP menyelenggarakan program pelatihan barang dan jasa untuk persiapan sertifikasi kompetensi Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ)

"Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa diharapkan dapat membekali SDM BMKG sebagai Pengelola Pengadaan Barang/Jasa (PBJ) dengan standar kompetensi yang mampu memahami dan menjelaskan secara umum berkaitan dengan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah", papar Maman

Maman Sudarisman mengingatkan proses pengadaan Barang/Jasa harus mengacu pada 7 (tujuh) prinsip yang dijelaskan dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 yaitu Efisien, Efektif, Transparan, Terbuka, Bersaing, Adil (Tidak diskriminatif) dan Akuntabel. Penerapan 7 (tujuh)prinsip tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi semua pihak dalam pengadaan barang/jasa, khususnya di lingkungan BMKG, tutupnya.

Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Tahun 2019 diselenggarakan dari tanggal 24 Februari - 1 Maret 2019 dan diikuti sebanyak 30 peserta pegawai terdiri dari BMKG Pusat, Balai Besar BMKG Wilayah I - V dan UPT di lingkungan BMKG.

Pelatihan PBJ ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi peserta agar memahami proses pengadaan barang dan jasa sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, dengan sasaran menyiapkan SDM untuk dapat menangani proses pengadaan barang dan jasa di unit kerja masing-masing dengan membekali pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dalam proses pengadaan barang dan jasa pemerintah.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024