Partisipasi BMKG pada Pameran 13th Indogreen Forestry Expo 2023

  • Ayu Isrianti Putri
  • 06 Mar 2023
Partisipasi BMKG pada Pameran 13th Indogreen Forestry Expo 2023

Jogjakarta, 6 Maret 2023 - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ikut berpartisipasi dalam Pameran 13th Indogreen Forestry Expo 2023 yang berlangsung di Jogjakarta Expo Center 1-5 Maret 2023. ini merupakan pameran Kehutanan terbesar di Indonesia sejak tahun 2009 yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup RI.

Kegiatan pameran ini merupakan wujud nyata BMKG untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat Jogjakarta khususnya dalam mengenali tugas dan fungsi dari BMKG. Selain itu dengan pameran ini diharapkan dapat menumbuhkan pengetahuan bagi para masyarakat yang berkunjung ke Booth BMKG tentang bagaimana cara meminimalisair resiko dari dampak Bencana Hidrometeorologi.

Kepala Biro Hukum dan Organisasi, selaku Plt Sekretaris Utama BMKG, M. Muslihhuddin berkesempatan hadir dalam pembukaan Pameran Indogreen Forestry Expo di dampingi oleh para Kepala UPT di wilayah Jogjakarta. Muslihhuddin menyambut baik dengan partisipasi BMKG pada Pameran Indogreen dan Forestry Expo 2023 kali ini dan berharap kedepannya bisa lebih ditingkatkan lagi dalam melakukan persiapan dan koordinasi dalam pembangunan stand booth dan penyediaan alat display

Pada Pameran Indogreen Forestry Expo 2023 kali ini, BMKG banyak menampilkan konten-konten lokal dan penyediaan alat display pengamatan cuaca, iklim dan gempa bumi yang didukung dari UPT di wilayah Jogjakarta , antara lain dari Stasiun Meteorologi YIA Yogyakarta, Stasiun Klimatologi Jogjakarta dan Stasiun Geofisika Kelas I Sleman.

Selama pameran berlangsung, booth BMKG di kunjungi oleh sekitar 440 pengunjung yang rata-rata adalah pelajar dan mahasiswa. Pengunjung cukup antusias kerena selain bisa mendapatkan informasi seputar cuaca, iklim dan gempa bumi, mereka juga bisa berinteraksi langsung dengan bermain Games tebak awan, tebak alat pengamatan cuaca yang dipandu oleh para stand guide yang berjaga. Selain itu icon yang menjadi kebanggan BMKG "Si Mega" juga dihadirkan untuk meramaikan booth BMKG.

Pada pameran ini juga di tampilkan beberapa alat pengamatan cuaca seperti Automatic Weather System (AWS), Penakar Hujan OBS dan alat teropong untuk memantau pengamatan Hilal. hal tersebut tentunya yang membuat booth BMKG menjadi lebih menarik.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024