Menhub Imbau Setiap Moda Yang Digunakan untuk Mudik Layak Pakai dan Sesuai Standar

  • Rozar Putratama
  • 07 Jun 2018
Menhub Imbau Setiap Moda Yang Digunakan untuk Mudik Layak Pakai dan Sesuai Standar

Jakarta - Kamis (7/6), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi membuka secara Resmi Posko Angkutan Lebaran Terpadu Tahun 2018/1439 H. Kesiapan tersebut ditandai dengan digelarnya Upacara di Halaman Kantor Kementerian Perhubungan yang di pimpin langsung oleh Menteri Perhubungan RI.

Posko Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu Tahun 2018 ini yang berlangsung mulai dari (7-24 Juni 2018), turut melibatkan segenap unsur terkait yakni BMKG, KORLANTAS RI, BASARNAS, BPTJ, KNKT, Kementerian Kominfo, Crew Pesawat, PERTAMINA, Dishub dan Transportasi DKI Jakarta, Perum DAMRI, ASDP, PT. Pelni, PT. Pelindo, PT. Angkasa Pura I dan II, PT. KAI, PT. Jasa Marga, PT. Jasa Raharja, RAPI, dan ORARI.

Dalam sambutan nya saat menjadi Inspektur upacara Budi Karya menyampaikan, "aktivitas mudik lebaran sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia, berdasarkan perkiraan dari Kemenhub jumlah pemudik nanti akan mencapai 19,5 juta orang atau mengalami kenaikan sebesar 5,1 % dari tahun 2017."

Dengan slogan "Mudik Bareng, Guyub Rukun" Menhub menyampaikan diperlukan beberapa strategi - strategi untuk mendukung hal tersebut, diantaranya :

  • Melakukan koordinasi yang instensif dengan stakeholder dan melakukan pembagian tugas tugas dan peran di lintas sektoral
  • melakukan inspeksi keselamatan/ ramp chek terhadap seluruh moda lebih awal dan dilakukan secara menyeluruh, terutama moda bus-bus yang mengangkut penumpang harus layak jalan sesuai dengan standar yang telah ditentukan
  • Menyiapkan kuota program mudik gratis Kementerian Perhubungan sebanyak 245 ribu yang diharapkan mengurangi tingkat kecelakaan yang terjadi selama mudik lebaran
  • Untuk mempermudah para pemudik saat melakukan perjalanan, para pemudik bisa mengunduh sebuah aplikasi di App Store dan Google Store yang telah diterbitkan dari tahun lalu yakni "Ayo Mudik" , yang merupakan hasil kerjasama oleh beberapa Instansi seperti Kementerian Kominfo, Kemhub, Kementerian Kesehatan, BMKG, POLRI, Pertamina,

Melalui aplikasi ini para pemudik nantinya bisa mendapatkan keterangan mengenai jalur mudik, pos kesehatan, lokasi pom bensin, cuaca hari ini, lokasi ATM dan rest area.

Usai melakukan kegiatan upacara, bersama dengan para Pimpinan Stakeholder terkait membuka secara resmi kegiatan Posko Terpadu Angkutan Lebaran tahun 2018 di ruang Nanggala lantai 7. Bersamaan dengan kegiatan pembukaan Posko terpadu, Kepala BMKG Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D. turut mendampingi dan memberikan penjelasan singkat kepada Menhub produk-produk yang ditampilkan BMKG saat Posko berlangsung.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024