Cegah Penyebaran Covid-19, BMKG Mengadakan Vaksinasi Tahap ke-3

  • Ayu Isrianti Putri
  • 03 Feb 2022
Cegah Penyebaran Covid-19, BMKG Mengadakan Vaksinasi Tahap ke-3

Jakarta, (03/02/2022) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan vaksinasi dosis lanjutan (booster) untuk sekitar 580 peserta vaksin di lingkungan BMKG Pusat. Kegiatan yang berlangsung selama 2 (dua) hari, mulai tanggal 2 - 3 Februari ini dilaksanakan dalam rangka mendukung program Pemerintah untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan bebas dari paparan Covid-19.

Koordinator Bagian SDM selaku Korlap Pelaksana vaksin di BMKG, Ajeng Indria Sari menjelaskan bahwa pemberian vaksin ketiga ini dapat terlaksana karena di dukung oleh pihak- pihak terkait seperti Puskesmas Kemayoran, Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, dan RS Pulomas Jakarta Timur yang menyediakan Tenaga Kesehatan dan Mini ICU.

Ajeng juga bersyukur pelaksanaan vaksinasi dosis lanjutan (Booster) kali ini berjalan lancar karena adanya koordinasi dan kerjasama yang baik antara pihak panitia, petugas Nakes dan juga dari puskesmas sehingga pelaksanaan vaksinasi di BMKG sampai hari kedua bisa sesuai dengan harapan.

lebih lanjut Ajeng menambahkan bahwa Jenis vaksin booster yang digunakan oleh BMKG ada 2 macam, di hari pertama menggunakan 1 dosis Moderna, dan di hari kedua yang digunakan adalah 1/2 dosis AstraZeneca.

Dikarenakan sebagian pegawai sudah melakukan vaksinasi di luar secara mandiri, maka jumlah peserta yang divaksin tidak sebanyak jumlah pegawai dikantor BMKG Pusat. Tercatat total peserta yang tervaksin booster di hari pertama sebanyak 327 orang, dengan kategori umur Lansia sebanyak = 3 orang, Pralansia (50-59 th) = 41 orang dan masyarakat umum 18-49 tahun = 283 orang sedangkan di hari kedua mencapai 253 orang, dengan kategori umur Lansia = 0, Pralansia = 28 dan umum = 255.

Vaksin Booster diberikan secara gratis untuk seluruh masyarakat Indonesia serta diperuntukkan bagi yang berusia 18 tahun keatas dan telah menerima vaksin dosis kedua dalam jangka waktu minimal 6 (enam) bulan. Masyarakat yang termasuk dalam kelompok prioritas penerima vaksin booster dapat mengecek tiket dan jadwal vaksinasi di website dan aplikasi Peduli Lindungi.

Diharapkan dengan pelaksanaan vaksinasi tahap ketiga ini, pegawai BMKG dapat lebih sehat terlindungi dari penularan virus Omicron dan sejenisnya, sehingga dapat memicu super immunity, yaitu kondisi yang membantu seseorang menjadi lebih kebal terhadap Covid-19.

Super immunity atau hybrid immunity merupakan kondisi kekebalan yang tinggi terhadap semua varian virus corona, termasuk varian yang akan datang. Kondisi ini diketahui muncul pada individu yang memiliki riwayat terinfeksi Covid-19 dan sudah melakukan vaksinasi dosis lengkap. Individu dengan super immunity disebut lebih kebal dibandingkan mereka yang belum pernah terinfeksi Covid-19 meski sudah divaksinasi.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024