Mahasiswa Uhamka Kunjungi Kantor BMKG : Belajar Langsung Dari Ahlinya

  • Miftah Fauziah
  • 11 Jan 2023
Mahasiswa Uhamka Kunjungi Kantor BMKG : Belajar Langsung Dari Ahlinya

Jakarta, Selasa (10/01/2023) Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (Uhamka) Program Studi Pendidikan Geografi melakukan kunjungan praktikum di kantor BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 25 Mahasiswa dan didampingi oleh 1 dosen, yaitu Drs. Budi Suhardi DEA. Koordinator Bagian Humas BMKG, Akhmad Taufan Maulana, menyambut langsung kedatangan seluruh mahasiswa di kantor BMKG dan mengucapkan terima kasih telah mejadikan BMKG sebagai tujuan kunjungan praktikum.

Kunjungan berlanjut ke ruangan MEWS (Meteorological Early Warning System). Di dalam ruangan ini, para mahasiswa dipandu oleh prakirawan BMKG, Maria Budiarti. Ia menjelaskan bahwa BMKG memantau aktivitas cuaca di setiap sektor, baik darat, laut, hingga udara. Di samping itu, tambahnya, BMKG juga memproduksi informasi cuaca yang disebarkan ke berbagai kanal seperti website, media sosial, hingga aplikasi mobile phone.

"Nah, kalian juga dapat memantau perubahan cuaca melalui aplikasi radar cuaca yang dapat kalian download di playstore, namanya Sidarma Mobile" tambah Maria sambil menunjukkan aplikasi tersebut kepada para mahasiswa Uhamka.

Acara dilanjutkan dengan kunjungan ke ruang Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) yang disambut oleh Supervisor on Duty, Said Kristyawan. Ia memaparkan tugas pokok dan fungsi petugas di ruang InaTEWS, yang notabene merupakan tempat pemantauan segala aktivitas gempa tektonik di wilayah Indonesia.

Kemudian seluruh mahasiswa diajak mengunjungi CEWS (Climate Early Warning System) dan Laboratorium Kualitas Udara. Di kedua ruangan ini, para mahasiswa diberi edukasi seputar dasar-dasar iklim, perubahan iklim, produk informasi iklim, hingga pemantauan hujan asam. Sebelum kunjungan berakhir, para mahasiswa diperkenalkan dengan peralatan observasi cuaca serta kegiatan pengamatan cuaca yang ada di Taman Alat Meteorologi.

Kegiatan ditutup dengan foto bersama seluruh mahasiswa, dosen, dan pemateri dari BMKG. Kunjungan ini diharapkan dapat membuat seluruh mahasiswa mengenal BMKG lebih dekat dan memahami pentingnya informasi cuaca, iklim, kualitas udara, gempabumi, dan tsunami untuk masyarakat.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024