Kunjungan Wakil Duta Besar Finlandia dan Delegasi, Perkuat Kerja Sama Strategis dengan BMKG

  • Rd Gina Ginanti
  • 14 Okt 2023
Kunjungan Wakil Duta Besar Finlandia dan Delegasi, Perkuat Kerja Sama Strategis dengan BMKG

Jakarta, 14 Oktober 2023 - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang diwakili oleh Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto, Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan BMKG, beserta jajaran staff menyambut hangat Wakil Duta Besar Finlandia untuk Indonesia, His Excellency (HE) Juha Parikka bersama dengan delegasi Kementerian Luar Negeri Finlandia antara lain; Ms. Lotta Pennanen (Kepala Kerja Sama South East Asia Kemenlu Finland), Ms. Katja Hirvonen (Konselor Development Funding Kemenlu Finland), Ms. Helena Vuokko (Ketua Tim untuk Indonesia Kemenlu Finland), dan Ms. Silja Karneva (Second Secretary Kedutaan Besar Finlandia) di Kantor Pusat BMKG, pada Jumat (13/10/2023).

Pertemuan strategis kali ini, yang digelar di ruang rapat lantai 1 Gedung A BMKG bertujuan untuk memperkuat kerja sama yang sebelumnya telah terjalin antara BMKG dengan pemerintah Finlandia. Kolaborasi ini sebagai bentuk partisipasi dalam asistensi pembangunan negara berkembang, khususnya dalam meningkatkan pemanfaatan teknologi peralatan infrastruktur asal Finlandia.

Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto berharap bahwa kedepannya kerja sama yang terjalin akan semakin memperkuat hubungan kedua belah pihak. Adapun proyek yang sedang berlangsung saat ini salah satunya adalah proyek dengan Finnish Meteorological Institute (Institut Meteorologi Finlandia).

Guswanto juga menuturkan, peningkatan kerja sama strategis dengan beberapa negara lain, termasuk Finlandia sebagai salah satu upaya untuk menghadapi tantangan isu perubahan iklim, sekaligus mencegah bencana geo-hidrometeorologi.

Sejalan dengan upaya tersebut, BMKG sangat mendorong talenta-talenta muda BMKG untuk meningkatkan kapasitas/kompetensi melalui program SDM Unggul, yakni kesempatan untuk melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi di universitas luar negeri. Bahkan beberapa universitas di Finlandia menjadi tujuan utama studi mereka.

Dalam pertemuan yang berlangsung selama kurang lebih dua jam, Wakil Duta Besar Finlandia dan delegasi menyaksikan lebih dekat profil BMKG melalui tayangan video dan presentasi beberapa proyek saat ini dan berdiskusi rencana proyek di masa depan. Adapun pertemuan diakhiri dengan pemberian cinderamata kepada kedua belah pihak, dan ditutup dengan foto bersama di depan Gedung A BMKG.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024