Kunjungan Perwakilan Pemerintah Rumania ke Kantor Pusat BMKG

  • Ayu Isrianti Putri
  • 25 Mei 2021
Kunjungan Perwakilan Pemerintah Rumania ke Kantor Pusat BMKG

Selasa (25/5) Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika yang diwakili oleh Koordinator Bidang Kerjasama, Anni Arumsari Fitriany beserta jajaran berkesempatan menerima perwakilan dari Pemerintah Rumania di Jakarta. Kegiatan ini dalam rangka tindak lanjut dari surat Duta Besar Republik Indonesia di Bucharest Rumania kepada Kepala BMKG terkait peluang Kerjasama dan Investasi di Bidang Teknologi Modifikasi Cuaca.

Seperti yang kita ketahui, Indonesia dikenal sebagai supermarket bencana dikarenakan banyaknya potensi bencana yang terjadi mulai dari Banjir, Tanah Longsor, Gempa Bumi, Tsunami dan juga kekeringan. berdasarkan faktor tersebut, maka BMKG mempunyai peranan yang penting dalam mendesiminasikan informasi Meteorologi (cuaca), Klimatologi (Iklim dan Musim) dan Geofisika (Gempa Bumi dan Tsunami) kepada masyarakat dan stakeholders terkait melalui berbagai macam saluran media sebagai bentuk antisipasi atau mitigasi terhadap bencana.

Anni Arumsari yang juga hadir mewakili Kepala BMKG berkesempatan memberikan paparan secara umum tentang BMKG serta kondisi dan Potensi Bencana di Indonesia kepada para tamu yang hadir. Khususnya terkait bencana yang menjadi fokus penanganan oleh BMKG, serta tindak lanjut dan upaya yang telah dilakukan BMKG untuk menangani bencana Hidrometeorologi selama ini.

Selain itu, Pihak perwakilan Pemerintah Rumania yang diwakili oleh Mr. Neculai Tanase selaku State Secretary of Ministry of Public Works, Development and Administration juga sangat menyambut baik atas sambutan hangat dan ramah yang diberikan oleh BMKG kepada mereka. Tanase menambahkan bahwasanya Ia sudah bisa melihat Kompleksitas Bencana di Indonesia sehingga berharap Kerjasama antara Pemerintah Rumania dan negara di Asia Tenggara Khususnya Indonesia (BMKG) bisa terjalin dan terwujud dengan baik.

Lebih Lanjut Ia mengatakan bahwa potensi dan Kontribusi Indonesia sangat besar dalam penanganan Bencana, khususnya bencana kekeringan di Indonesia. Sehingga kemungkinan untuk peluang kerjasama sangatlah terbuka. mereka juga berjanji akan mengirimkan ahli untuk melakukan diskusi lebih lanjut dengan BMKG.

Kunjungan yang hadir terdiri dari Mr. Emil Sirbu selaku Designated Indonesian Honorary Consul in Constanta, Romania, Ms. Arindya Anindita selaku Fungsi Politik KBRI Bucharest, dan Mrs. Andreea Rusu selaku Interpreter diakhir kunjungannya di BMKG berkesempatan berkunjung ke Ruang Operasional Meterologi didampingi oleh Forecaster On Duty guna melihat cara kerja satelit cuaca dan juga citra radar yang dimiliki oleh BMKG.

Gempabumi Terkini

  • 20 Mei 2024, 20:42:24 WIB
  • 4.6
  • 22 km
  • 7.69 LS - 106.42 BT
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 79 km BaratDaya Kabupaten Sukabumi
  • Dirasakan (Skala MMI): III Sindangbarang, III Nagrak, III Cibinong, III Cipamingkis, III Surade, III Jampang, II - III Cigaru, II-III Simpenan, II - III Kabupaten Sukabumi
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024