Kunjungan Kerja Deputi Bidang Klimatologi BMKG di Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu Bariri Sulawesi Tengah

  • Ayu Isrianti Putri
  • 19 Jan 2019
Kunjungan Kerja Deputi Bidang Klimatologi BMKG di Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu Bariri Sulawesi Tengah

Palu, (18/01). Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Drs. Herizal, M.Si, melakukan kunjungan kerja di Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu Bariri, Sulawesi Tengah. Kunjungan kerja ini berlangsung selama dua hari dengan didampingi oleh Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG, Guswanto, M.Si, Kepala Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu Bariri, Dr. Donaldi Sukma Permana, MS, beserta jajarannya, dan Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis Al-Jufri Palu, Nur Alim, S.Si, beserta jajarannya.

Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengunjungi Taman Alat Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu Bariri. Kunjungan ini dimulai pada Hari Rabu, 16 Januari 2019 dengan menempuh perjalanan sekitar 150 km atau 6 jam perjalanan dari Kota Palu menuju Desa Bariri di Kabupaten Poso. Taman alat stasiun yang dituju berada dalam kawasan Hutan Lindung Lore Lindu Bariri atau sekitar 15 km dari Desa Bariri dengan ketinggian 1369 meter di atas permukaan laut. Peralatan yang terdapat di taman alat stasiun terdiri dari Sunphotometer yang berfungsi untuk merekam komposisi aerosol di Atmosfer, Greenhouses Gases Analyzer untuk menganalisis kandungan Gas Rumah Kaca di udara, dan Automatic Weather Station yang berfungsi untuk mengukur parameter cuaca di daerah tersebut, serta perangkat penunjang operasional taman alat.

Hari Kamis, 17 Januari 2019, dilakukan kunjungan ke Guest House Stasiun yang terletak di Desa Bariri dengan tujuan untuk mengetahui kondisi bangunan dan diskusi singkat mengenai kendala yang dihadapi dan solusinya. Setelah melaksanakan kunjungan tersebut, dilanjutkan perjalanan kembali ke Kota Palu. Kegiatan terakhir dari kunjungan Deputi Bidang Klimatologi BMKG beserta rombongan ialah mengunjungi Kantor Administrasi Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu Bariri dan diisi tatap muka dengan Kepala Stasiun UPT BMKG di Sulawesi Tengah dan Pegawai Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu Bariri. Kegiatan ini diisi dengan diskusi mengenai tugas dan fungsi BMKG khususnya di Sulawesi Tengah dan membahas rencana pengembangan Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024