BMKG Gelar Siraman Rohani Serta Pembekalan PBJP

  • Ibrahim
  • 26 Nov 2021
BMKG Gelar Siraman Rohani Serta Pembekalan PBJP

Jakarta (23/11) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Sekretaris Utama Dwi Budi Sutrisno membuka acara Siraman Rohani, Pembekalan untuk Pengadaan Barang Jasa/Pemerintah (PBJP) serta penandatanganan pakta integritas. Acara yang bertempat di Auditorium BMKG ini dihadiri oleh peserta yang berasal dari lingkungan BMKG Pusat.

Dalam sambutannya, Sekretaris Utama BMKG Dwi Budi Sutrisno mengatakan bahwa acara ini diselenggarakan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan guna menghindari virus covid-19. "Siraman Rohani dan penandatanganan pakta integritas dapat menjadi momen bagi peserta untuk meningkatkan komitmen bersama dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi, karena pakta integritas dibuat Bersama oleh pejabat di lingkungan BMKG," imbuhnya.

Tausiyah dan doa Bersama dipimpin langsung oleh Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA. Beliau mengatakan bahwa BMKG sebagai Lembaga yang berkonsentrasi kepada makrokosmos (langit dan bumi-red) yang senantiasa membaca tanda-tanda alam Indonesia yang luas dan beraneka ragam karakteristik. Insan BMKG bertugas memberikan informasi dan prakiraan cuaca kepada masyarakat. "Pertajam mata lahir dan mata batin dengan taat beribadah agar BMKG menjadi lembaga penyelamat dan mengeliminasi jumlah korban bencana geohidrometeorologi," ungkap Nasaruddin. Dwi Budi Sutrisno selaku Sekretaris Utama BMKG melakukan penyerahan plakat kepada Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA setelah sesi tausiyah.

Pembekalan dan Penandatanganan Pakta Integritas

Pembekalan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa oleh Harry Sri Kahartan Kusuma Wijaya, ST, MM bertujuan untuk menjadi insan pengadaan yang amanah dan berintegritas dengan memiliki etika pengadaan antara lain melaksanakan tugas secara tertib dan bertanggung jawab, bekerja profesional, dan lain-lain. Selain itu, insan pengadaan memiliki tugas dan wewenang agar senantiasa bertanggung jawab dalam bertugas dengan tetap memperhatikan kaidah proses pengadaan mulai dari perencaan, persiapan, pemilihan, hingga pelaksanaan kontrak.

Penandatanganan pakta integritas dimulai oleh Unit Layanan Pengadaan masing-masing kedeputian yakni Alif Adiyasa selaku PPK Kedeputian Bidang Meteorologi dan Budi Setiawan selaku PPK Kedeputian Bidang Klimatologi. Adapun dari Kedeputian Geofisika oleh Muhammad Ridwan, diikuti Ahmad Kadarisman dari kedeputian Instrumentasi, Kalibrasi, Rekayasa, dan Jaringan Komunikasi. Diakhiri oleh PPK Sekretariat Utama oleh Deny Tardiana dan Pokjamil. Acara ditutup setelah seluruh peserta mengumandangkan lagu Bagimu Negeri dan berfoto Bersama dengan tetap berjaga jarak, memakai masker, dan menghindari kerumunan.

Gempabumi Terkini

  • 21 Mei 2024, 02:42:13 WIB
  • 5.3
  • 10 km
  • 9.28 LS - 112.61 BT
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di laut 127 km tenggara Kabupaten Malang
  • Dirasakan (Skala MMI): III Karangkates, II Malang, II Jember, II Kepanjen, II Kuta
  • Selengkapnya →

Siaran Pers

Punya Banyak Manfaat, BMKG Berbagi Praktik Baik Teknologi Modifikasi Cuaca dengan TunisiaBali (20 Mei 2024) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut bahwa Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) memberikan dampak positif di tengah laju perubahan iklim. Hal tersebut disampaikan Dwikorita pada saat pertemuan Bilateral dengan Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati. "Seiring intensitas cuaca ekstrem yang tinggi memang negara kita (Indonesia-red) banyak menderita akibat bencana yang diakibatkannya dan itulah mengapa TMC menjadi salah satu pendekatan mitigasi yang bisa dilakukan pada saat kita terancam," kata Dwikorita di Posko TMC Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Minggu (19/5). Dwikorita menjelaskan bahwa TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim. Misalnya, Indonesia pernah mengalami cuaca esktrem yang disebabkan oleh fenomena El Nino pada 2015, 2016, dan 2019 di mana banyak wilayah yang mengalami kekeringan dan kebakaran hutan. Akibat kejadian tersebut, kata dia, banyak kerugian yang disebabkan dan membuat masyarakat menderita. Oleh karenanya, berdasarkan hasil analisis BMKG pada saat El Ni�o tahun 2023, BMKG telah belajar banyak dan memanfaatkan TMC sebagai bentuk mitigasi terhadap dampak bencana yang dihasilkan. Diterangkan Dwikorita, pada saat El Nino, sering kali terjadi penurunan air tanah sehingga menciptakan lahan yang sangat kering dan sangat sensitif terhadap kebakaran hutan. Secara alami, jika dahan pohon saling bergesekan, maka kebakaran pun bisa terjadi. "Nah, TMC bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran tersebut dengan menyemai awan-awan di wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan. Data yang dimiliki BMKG, Terdapat sekitar 90 atau 80% pengurangan kebakaran hutan," ujarnya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto menyampaikan bahwa BMKG telah melakukan cloud sheeding selama lima hari untuk menangani bencana hidrometeorologi banjir bandang dan banjir lahar hujan di Sumatra Barat. Sebanyak 15 ton garam disemai di wilayah Sumatra Barat untuk menahan intensitas hujan yang cukup tinggi dan berpotensi membawa material vulkanik sisa letusan Gunung Marapi. TMC dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan di lereng Gunung Marapi dan memudahkan pencarian korban hilang. Seto menegaskan bahwa TMC sangat penting untuk menyelamatkan hidup manusia, menjamin kemakmuran, dan kesejahteraan manusia karena membantu produksi pertanian di daerah kering. Oleh karenanya usaha ini harus terus dilakukan secara kolektif. Sementara itu, Menteri Agrikultur, Sumber Daya Hidraulik, dan Perikanan Tunisia Abdelmonaam Belaati mengampresiasi kemampuan BMKG dalam melakukan TMC. Menurutnya, TMC merupakan pekerjaan yang sangat baik demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Abdelmonaam bercerita, Tunisia mencatat kekeringan selama 5-7 tahun yang menyebabkan pasokan air berkurang. Dan oleh karenanya, dengan kunjungan ke Indonesia, Tunisia ingin mencari solusi bagaimana TMC bisa dilakukan dengan efektif. Saat ini untuk menanggulangi persoalan tersebut Tunisia sedang melakukan desalinasi air laut atau proses menghilangkan kadar garam dari air sehingga dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Juga sedang mencoba memikirkan bagaimana bisa menggunakan air bekas dan air olahan. "Dan solusi lainnya adalah bagaimana bisa melakukan modifikasi cuaca. Bagaimana kita bisa mendatangkan hujan ke suatu negara. Itu sangat penting dan itulah sebabnya kami ada di sini hari ini dan berharap dapat terus bekerja sama," pungkasnya. (*) Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat Instagram : @infoBMKG Twitter : @infoBMKG @InfoHumasBMKG Facebook : InfoBMKG Youtube : infoBMKG Tiktok : infoBMKG

  • 20 Mei 2024